kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Prospek saham Delta Dunia Makmur (DOID) masih mengepul


Senin, 26 November 2018 / 21:17 WIB
Prospek saham Delta Dunia Makmur (DOID) masih mengepul
ILUSTRASI. BUMA, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID)


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah harga batubara yang menurun, analis optimistis sentimen negatif tersebut tidak akan signifikan menahan laju pertumbuhan PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).

Sudah hampir satu semester harga batubara cenderung bergerak menurun. Bahkan, Senin (26/11) harga batubara di ICE Newcastle untuk kontrak Januari 2019 sentuh level terendah sejak lebih dari lima tahun lalu di US$ 97,50 per metrik ton.

Penurunan harga batubara secara global tentu mempengaruhi fundamental DOID. Tetapi Firman Hidayat Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia memproyeksikan pengaruh tersebut tidak signifikan. Menurut Firman, harga batubara dunia akan berpengaruh juga dalam menurunkan tarif jasa kontraktor penambangan.

Namun, sepanjang harga batubara dunia masih bertahan di atas US$ 85 per metrik ton, maka Firman optimistis kinerja fundamental DOID tidak akan terpengaruh signifikan.

"Kemungkinan hanya akan mengalami pelambatan pertumbuhan pendapatan," kata Firman, kepada Kontan, Senin (26/11).

Prospek DOID masih bisa cerah, karena meski harga batubara dalam tren penurunan, Firman optimistis aktivitas produksi dan penjualan batubara oleh perusahaan batubara seperti ADRO, PTBA, ITMG dan lainnya akan terus meningkat.

Sentimen positif yang mendukung produksi dan penjualan perusahaan batubara tetap mengepul adalah pemerintah yang mendesak para produsen batubara untuk memproduksi dan mengekspor lebih banyak batubara. Pemerintah berharap ekspor batubara bisa membantu mempersempit defisit transaksi berjalan.

Firman memproyeksikan pertumbuhan produksi batubara secara nasional bisa tumbuh 7,8% secara tahunan di tahun depan. Sentimen positif ini pun kembali datang dari kebijakan pemerintah yang menambah kuota produksi batubara sebanyak 100 juta ton yang sudah berlangsung sejak tahun ini. Pemerintah menargetkan produksi batubara naik menjadi 585 juta ton di akhir tahun ini.

"DOID sebagai emiten yang memberikan jasa kontraktor pertambangan akan ikut merasakan dampak positif dari peningkatan target produksi batubara tersebut," kata Firman.

Hingga kuartal III 2018, DOID berhasil catatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14% menjadi US$ 637 juta dengan laba bersih tumbuh 57% ke Us$ 49,57 juta.

Firman menilai kinerja tersebut sesuai dengan estimasinya. Secara kumulatif hingga September 2018 pendapatan DOID mencapai 73,7% dari estimasi full year di tahun ini dan perolehan pendapatan mencapai 74,5% dari estimasi versi konsensus analis.

Sedangkan, laba bersih secara kumulatif mencapai 71,5% dari estimasi Firman dan 72,3% dari estimasi versi konsensus.

Peningkatan utilisasi aset dan kapasitas produksi lebih dari 30% sejak awal tahun 2018 membawa berkah manis bagi kinerja DOID. Selain itu, terpangkasnya biaya produksi dan peningkatan produktivitas pekerja tambang juga mendorong kinerja DOID jadi semakin efisien dan menumbuhkan profitabilitas margin.

Perbaikan komposisi utang juga perseroan benahi sejak awal 2018 juga mampu menekan beban bunga dan beban keuangan pada kuartal III 2018. Tak heran bila margin laba bersih DOID tumbuh menjadi 12,4% sedangkan di kuartal sebelumnya hanya 3,8%.

Firman memproyeksikan hingga akhir tahun 2018, DOID mampu mencatatkan materi pengupasan tanah atau overburden removal hingga 375,3 juta bank cubic meters (bcm) dan stripping ratio di angka 9,4x. Sementara produksi batu bara pada angka 40,0 juta ton.

Sedangkan, untuk tahun depan, Firman memprediksi overburden removal DOID bisa mencapai 394,1 juta bcm, dengan stripping ratio di angka 9,4x dan produksi batu bara pada angka 42,1 juta ton. Sepanjang Januari hingga Agustus 2018 DOID catatkan overburden removal 243,2 juta bcm.

Angka itu setara dengan 65% dari target tahun ini, 375 juta bcm. Di balik angka tersebut, ada produksi batubara sebesar 26,7 juta ton, setara dengan 59% dari target tahun ini, 45 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×