kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek harga KRAS kian ciamik


Selasa, 30 Agustus 2016 / 08:08 WIB
Prospek harga KRAS kian ciamik


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah meraih persetujuan pemerintah terkait penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,5 triliun, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) siap menggarap proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 150 megawatt (MW).

Dana PMN dijadwalkan cair di kuartal keempat tahun ini. Manajemen KRAS menargetkan, bisa melakukan tender di awal tahun depan. PLTU tersebut akan beroperasi pada 2019 dengan total investasi Rp 2,3 triliun.

Selain dari PMN, manajemen akan mengombinasikan sumber pendanaan lain seperti kas internal atau ekuitas untuk investasi di pembangkit tersebut. KRAS juga akan menggunakan dana PMN untuk membangun pabrik hot strip mill tahap II atau baja lembar panas berkapasitas 1,5 juta ton per tahun.

KRAS telah melaksanakan groundbreaking pabrik tersebut dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2019. Total kebutuhan investasi US$ 460 juta atau Rp 5,9 triliun.

Analis BNI Securities Ankga Adiwirasta menilai, dengan kucuran PMN, kinerja KRAS akan lebih baik pada tahun-tahun mendatang. "Tahun ini agak berat untuk bottom line KRAS, meski laba operasi positif di semester pertama," kata dia, kemarin.

Tahun ini, manfaat PMN kemungkinan belum bisa dirasakan oleh KRAS karena pembangkit baru bisa beroperasi pada tahun 2019. Namun, Ankga berharap tahun depan kinerja KRAS positif.

Selama enam bulan pertama tahun ini, pendapatan Krakatau Steel menyusut 2,67% (yoy) menjadi US$ 659,15 juta. KRAS juga masih mencetak kerugian bersih US$ 87,55 juta.

Kepala Riset Buana Capital, Alfred Nainggolan memproyeksikan, tahun ini KRAS mencatatkan kerugian US$ 50 juta, yang berasal dari anak usaha dan rugi kurs. Untuk pendapatan, Alfred memprediksi KRAS bisa mengantongi US$ 1,2 miliar dengan volume penjualan sebesar 2,2 juta ton.

Prospek KRAS Menurut Alfred, tahun depan kinerja KRAS akan lebih baik, terdorong dari ekspansi yang dilakukan, seperti proyek pembangunan pabrik blast furnace yang akan rampung pada tahun ini.

"Manajemen KRAS sempat bilang, blast furnace bisa mengurangi biaya produksi," kata dia. Selain itu, dengan pembangunan pabrik hot strip mill fase kedua, produk baja yang biasa diisi oleh baja impor, kelak akan diisi oleh baja lokal perseroan.

Pembangunan pabrik itu juga bisa menyerap lebih banyak tenaga kerja. Namun, Alfred dan Ankga belum bisa memberikan rekomendasi dan target harga. Alfred bilang, nilai buku KRAS masih jauh dari harga saham saat ini.

Sementara analis NH Korindo Securities, Muhammad Ikhsan, merekomendasikan hold KRAS dengan target harga Rp 925 per saham. "Meski masih merugi, pelaku pasar melihat ada proyek disertai dana PMN akan menjadi sentimen positif bagi investor," kata Ikhsan.

Analis First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto, merekomendasi neutral saham KRAS dengan target harga Rp 1.000 per saham.

Analis Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya, merekomendasikan hold saham KRAS dengan target Rp 1.050 per saham. Pada perdagangan Senin (29/8), harga saham KRAS naik 2,86% menjadi Rp 900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×