kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Properti Marak, Citatah Yakin Memenuhi Target


Kamis, 10 Oktober 2013 / 07:00 WIB
Properti Marak, Citatah Yakin Memenuhi Target
ILUSTRASI. Berikut 3 rekomendasi merek kasur in the box yang bisa didapatkan di Indonesia.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Proyek properti di dalam negeri yang makin marak membuat produsen batu marmer, lamestone, dan distributor bahan bangunan impor PT Citatah Tbk terus menggenjot penjualan domestik. Terlebih lagi, pada paruh kedua setiap tahun, realisasi proyek infrastruktur dan properti makin banyak.

Direktur PT Citatah Tbk, Tiffany Johanes bilang, permintaan bahan bangunan untuk sektor properti terus meningkat. Maklum saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih positif membuat permintaan properti di dalam negeri juga terus meningkat.

Peningkatan permintaan bahan bangunan seperti marmer tidak hanya untuk gedung perkantoran, namun juga untuk rumah mewah. Makanya, "Kami mulai masuk ke sektor residensial," kata Tiffany, Rabu (9/10).

Tiffany menyatakan, perusahaan berkode saham CTTH ini mulai memperbesar penjualan ke domestik sejak tahun lalu setelah pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 7 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral. Beleid ini salah satunya mengatur kebijakan bea keluar ekspor balok marmer dan lembaran tebal atawa slabs.

Akibat pengenaan bea keluar sebesar 20%, perusahaan ini harus menaikkan harga jual produk batu marmer untuk ekspor. Kenaikan harga jual ini tentu saja menurunkan daya saing produk Citatah di pasar ekspor.

Tiffany bilang, sebelum pemberlakuan bea keluar ekspor, sekitar 60% dari total penjualan Citatah ditopang oleh penjualan ke pasar ekspor. Namun kini, porsi penjualan ekspor hanya dipatok sekitar 25% dari total penjualan perusahaan.

Asal tahu saja, selama ini negara tujuan utama ekspor Citatah antara lain kawasan Asia Timur, seperti China dan Korea Selatan. Sedangkan negara tujuan ekspor lainnya adalah Australia, Myanmar, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.

Meski begitu, melihat permintaan domestik yang meningkat cukup tinggi, Tiffany optimistis, target penjualan perusahaan tahun ini akan tercapai. "Kami yakin, kinerja tahun ini akan cukup baik," katanya.

Terlebih lagi, kata Tiffany, sekitar 80% dari produksi perusahaan sudah berdasarkan kontrak jual beli dengan konsumen.
Asal tahu saja, tahun ini, Citatah berharap bisa membukukan pertumbuhan penjualan sekitar 24%-25% dari tahun lalu. Pada 2012, perusahaan ini mampu membukukan penjualan sebesar Rp 161,7 miliar. Artinya, perusahaan ini menargetkan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 200,5 miliar sampai Rp 201,12 miliar sampai akhir tahun ini.

Hingga semester I-2013, Citatah mampu membukukan penjualan Rp 115,96 miliar, naik 80,11% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Dari total penjualan ini, sebesar Rp 94,35 miliar atau 81,36% disokong oleh penjualan domestik. Sisanya sebanyak
Rp 21,6 miliar dari ekspor.

Tingginya permintaan batu marmer domestik juga membuat Citatah berencana mengoperasikan satu tambang marmer baru yang lokasinya berdekatan dengan pabrik marmer yang ada di Pangkep, Sulawesi Selatan.

Untuk itu, Citatah mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 10 miliar dari total Rp 15 miliar tahun ini untuk pengembangan tambang baru dan peningkatan kapasitas produksi pabrik.

Citatah berharap, tambang marmer anyar ini bisa menambah pasokan produksi marmer sebanyak 6.000 meter kubik per tahun. Sehingga, total kapasitas produksi marmer Citatah pada akhir tahun ini bisa mencapai sekitar 30.000 meter kubik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×