Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi nikel matte PT Vale Indonesia Tbk (INCO) diperkirakan bakal memantul tahun ini, setelah tahun lalu mengalami koreksi.
Analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan memproyeksikan produksi INCO akan mencapai 70.000 ton pada 2023 atau naik sekitar 12% secara year-on-year (yoy). Andreas menyebut, kinerja operasional INCO sudah membaik pada paruh kedua 2022 seiring dengan rampungnya pengerjaan tanur 4.
“Kami yakin pemulihan produksi akan mendukung laba INCO di masa mendatang,” kata Andreas kepada Kontan.co.id, Rabu (1/2).
Selain itu, prospek INCO juga didukung oleh proyek Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan High Pressure Acid Leaching (HPAL) telah berjalan dengan sangat baik
Baca Juga: Menurun Tahun Lalu, Ini Target Produksi Nikel Matte Vale Indonesia (INCO) pada 2023
Dalam riset tertanggal 6 Januari, tim riset MNC Sekuritas memproyeksikan produksi INCO tahun ini akan mencapai 71.000 ton. Di sisi lain, EBITDA Vale Indonesia juga diramal lebih tinggi karena harga batubara yang diperkirakan mulai melandai.
MNC Sekuritas memproyeksikan harga nikel akan turun 16% YoY tahun ini. Pendorong utama penurunan ini termasuk sentimen resesi global yang akan datang, kebijakan pembatasan Covid-19 yang diperpanjang, dan penurunan di sektor real estate China. Di sisi lain, MNC Sekuritas meyakini bahwa tren transisi energi akan meningkatkan permintaan logam karena pembangkit listrik EBT lebih membutuhkan logam daripada pembangkit listrik konvensional.
MNC Sekuritas merekomendasikan hold saham INCO dengan target harga Rp 6.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News