kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi minyak AS lambat pulih pasca Badai Ida, harga minyak menguat di pekan ini


Minggu, 19 September 2021 / 06:25 WIB
Produksi minyak AS lambat pulih pasca Badai Ida, harga minyak menguat di pekan ini


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Harga minyak mentah kembali menguat di pekan ini walau ditutup melemah pada akhir pekan. Keperkasaan minyak datang karena banyak perusahaan energi di Teluk Meksiko Amerika Serikat (AS) yang belum memulai kembali produksinya setelah dua badai yang berturut-turut melanda kawasan itu.

Jumat (17/9), harga minyak berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2021 ditutup turun 33 sen ke US$ 75,34 per barel.

Serupa harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2021 juga melemah 64 sen menjadi US$ 71,97 per barel.

Pada pekan ini, harga Brent melonjak 3,3% dan WTI terkerek 3,2%. Sokongan berasal dari ketatnya pasokan karena pemadaman produksi di kawasan Teluk Meksiko setelah Badai Ida dan Badai Nicholas.

Baca Juga: Harga minyak melemah 0,2% jelang siang ini, WTI ke US$ 72,5 per barel

Namun, pelemahan emas pada akhir menandai berakhirnya penguatan Brent dalam lima sesi berturut-turut. Bahkan, pada hari Rabu (15/9), Brent mencapai level tertinggi sejak akhir Juli. Setali tiga uang, harga WTI juga sempat mencapai level tertinggi sejak awal Agustus.

"Alasan harga minyak mencapai level tertinggi dalam beberapa hari terakhir jelas gangguan pasokan dan penarikan persediaan, jadi sekarang produksi minyak AS kembali, minyak seperti yang diharapkan diperdagangkan lebih rendah," kata Nishant Bhushan, Oil Markets Analyst Rystad Energy.

Ekspor minyak mentah Gulf Coast kembali mengalir setelah badai Nicholas dan Badai Ida menghambat produksi 26 juta barel di kawasan lepas pantai. Reuters melaporkan, restart berlanjut dengan tinggal 28% dari produksi minyak mentah Teluk Meksiko AS yang offline.

Perusahaan energi AS pada minggu ini juga menambahkan rig minyak dan gas alam untuk minggu kedua berturut-turut meskipun jumlah unit lepas pantai di Teluk Meksiko tetap tidak berubah setelah Badai Ida menghantam wilayah tersebut lebih dari dua minggu lalu.

14 Rig lepas pantai Teluk Meksiko ditutup dua minggu lalu karena Badai Ida pun kini masih tetap tutup, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Pekan lalu, empat rig lepas pantai kembali beroperasi.

Jumlah rig minyak dan gas, indikator awal produksi masa depan, naik sembilan menjadi 512 dalam pekan yang berakhir pada 17 September. Baker Hughes menyebut, jumlah ini adalah yang tertinggi sejak April 2020.

Baca Juga: Polisi peringatkan ancaman kekerasan di Capitol AS dari pendukung Trump

Di sisi lain, dolar AS naik ke level tertinggi dalam beberapa minggu pada hari Jumat (17/9), membuat harga minyak mentah yang diperdagangkan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sekedar mengingatkan, the greenback mendapat dorongan dari data penjualan ritel Negeri Paman Sam yang lebih baik dari perkiraan pada hari Kamis (16/9).

Namun sebuah survei menunjukkan, sentimen konsumen AS stabil pada awal September setelah jatuh bulan sebelumnya ke level terendah dalam hampir satu dekade, tetapi konsumen tetap khawatir tentang inflasi.

Selanjutnya: Pemicu bursa saham AS turun tajam pada perdagangan akhir pekan ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×