kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,92   -8,44   -0.91%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi di Australia Terdampak Banjir, Simal Ulasan Rekomendasi Saham DOID Berikut


Selasa, 17 Mei 2022 / 17:03 WIB
Produksi di Australia Terdampak Banjir, Simal Ulasan Rekomendasi Saham DOID Berikut
ILUSTRASI. Produksi Delta Dunia Makmur (DOID) yang memiliki tambang di Australia dinilai akan terdampak.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hujan ekstrem yang terjadi di Australia telah mengakibatkan terjadinya banjir, khususnya di wilayah timur seperti Queensland. Imbas dari hal tersebut, produksi PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang memiliki tambang di Australia dinilai akan terdampak.  

Analis BRI Danareksa Sekuritas Ignatius Teguh dalam risetnya pada 16 Maret menyatakan, imbas dari curah hujan yang yang tinggi di Australia memang bisa memengaruhi kinerja DOID pada tahun ini. Menurutnya, faktor cuaca tersebut berpotensi membuat produksi batubara DOID pada tahun ini terpangkas.

Berdasarkan hitungannya, Ignatius memperkirakan overburden removal atau pengupasan lapisan tanah dari Australia bisa turun 10-20% akibat curah hujan yang ekstrem tersebut. Ia bilang, daerah Meandu dan Commodore yang berada dekat di area timur berpotensi terkena pengaruh cuaca tersebut. Adapun, kedua tambang ini memiliki kontribusi sebesar 39,4% dari keseluruhan produksi OB di Buma Australia.

Baca Juga: Cucu Usaha Delta Dunia Makmur (DOID) di Australia Raih Kontrak Baru A$ 320 Juta

Sementara tambang Goonyella dan Blackwater cenderung lebih dekat ke area Barat sehingga cenderung tidak akan terdampak karena hujan deras hanya terjadi di area timur. Namun, Ignatius menilai dampak dari cuaca buruk tersebut seharusnya tidak terlalu signifikan terhadap kinerja DOID.

“Produksi Buma Australia sendiri berkontribusi terhadap 28,6% dari keseluruhan pendapatan DOID yang kami proyeksikan pada tahun ini. Namun, sekalipun terjadi penurunan produksi di sana, kami meyakini produksi tambahan di domestik bisa menjaga proyeksi kami tersebut tetap terjaga,” tulis Ignatius dalam risetnya.

Walau begitu, dia melihat penurunan produksi dari Australia berpotensi menurunkan bottom line DOID pada tahun ini sebesar 3,5% - 6,7%. Alhasil, Ignatius memperkirakan laba bersih DOID pada tahun ini berpotensi sebesar US$ 159 juta dengan keseluruhan pendapatan mencapai US$ 1,29 miliar.

Baca Juga: Harga Batubara Tinggi, Begini Rekomendasi Saham Emiten Kontraktor Tambang

Adapun, dari sisi produksi OB pada tahun ini, Ignatius memproyeksikan produksi overburden removal milik DOID akan sebesar 564 juta juta bank cubic meter (BCM), atau sesuai dengan guideline manajemen DOID yang ada di kisaran 480 juta BCM-565 juta BCM untuk tahun ini. 

Namun, proyeksi pendapatan Ignatius tadi masih cenderung di bawah guideline manajemen DOID yang sebesar US$ 1,3 miliar-US$ 1,5 miliar lantaran asumsi ASP batubara pada tahun ini yang ia pakai cenderung lebih konservatif.

Saat ini, dia memberi rating beli untuk saham DOID dengan target harga Rp 900 per saham. Pada Selasa (17/5), harga saham DOID naik 4,94% ke Rp 510 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×