CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.897   -71,00   -0,45%
  • IDX 7.244   -64,72   -0,89%
  • KOMPAS100 1.108   -9,77   -0,87%
  • LQ45 880   -6,75   -0,76%
  • ISSI 219   -1,76   -0,80%
  • IDX30 450   -3,79   -0,84%
  • IDXHIDIV20 542   -4,79   -0,88%
  • IDX80 127   -1,16   -0,90%
  • IDXV30 136   -1,38   -1,00%
  • IDXQ30 150   -1,42   -0,94%

Produksi batubara meningkat, TRAM peroleh pendapatan Rp 3,48 triliun pada 2018


Selasa, 02 April 2019 / 17:50 WIB
Produksi batubara meningkat, TRAM peroleh pendapatan Rp 3,48 triliun pada 2018


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trada Alam Minera Tbk mengantongi pendapatan sebesar Rp 3,48 triliun sepanjang tahun lalu, padahal pada tahun 2017 pendapatan mereka sebesar Rp 512,23 miliar.

Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pendapatan emiten berkode saham TRAM ini juga meningkat menjadi Rp 2,91 triliun meningkat ketimbang beban pendapatan pada tahun sebelumnya atau 2017 sebanyak Rp 431,72 miliar.

TRAM menorehkan laba bruto pada tahun lalu Rp 575,96 miliar naik 573,63% dari tahun 2017 Rp 85,50 miliar. Sepanjang tahun lalu mereka berhasil mencatatkan laba bersih Rp 295,48 miliar, padahal pada tahun 2017 TRAM masih rugi Rp 33,15 miliar.

Sementara itu, total aset mereka sepanjang tahun 2018 turun 27,20% menjadi Rp 8,24 triliun, pada 2017 total aset TRAM sebesar Rp 11,32 triliun.

Direktur Utama TRAM, Soebianto Hidayat menyebut adanya peningkatan pendapatan yang siginifikan ini diperoleh dari kontribusi PT Gunung Bara Utama (GBU). “Anak usaha kami di sektor pertambangan batubara berkontribusi sebesar 68,47%,” jelasnya, Senin (1/4).

Sedangkan pendapatan berikutnya diperoleh dari jasa pertambangan yaitu SMR Utama atau anak usaha dari PT Ricobana Abadi berkontribusi sebesar 24,42%.

“Ini merupakan hasil positif dari aksi korporasi perusahaan yang dilakukan pada akhir tahun 2017 dengan melakukan akuisisi perusahaan pertambangan batubara dan jasa pertambangan batubara,” paparnya.

Ia menambahkan peningkatan pendapatan GBU berasal dari bertumbuhnya produksi batubara sebesar 2,6 juta ton batubara, pada tahun sebelumnya produksi batubara hanya 265.000 ton. Saat ini rata-rata produksi mereka sebesar 300.000 ton per hari. Nantinya mereka juga akan terus menggenjot rata-rata produksi harian.

“Hasil kinerja 2018 menunjukkan pengembangan bisnis batubara dan jasa penunjang pertambangan batubara merupakan langkah yang terbaik yang ditandai dengan meningkatnya laba. Kami optimistis prospek bisnis akan semakin cerah di masa depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×