kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.278.000   -12.000   -0,52%
  • USD/IDR 16.695   42,00   0,25%
  • IDX 8.275   111,21   1,36%
  • KOMPAS100 1.154   17,76   1,56%
  • LQ45 844   12,45   1,50%
  • ISSI 286   3,78   1,34%
  • IDX30 443   6,51   1,49%
  • IDXHIDIV20 512   8,80   1,75%
  • IDX80 130   2,06   1,61%
  • IDXV30 137   1,09   0,80%
  • IDXQ30 141   2,17   1,57%

Produk ETF masih sepi peminat


Rabu, 24 April 2013 / 08:42 WIB
Produk ETF masih sepi peminat
ILUSTRASI. Warga melakukan tes usap dengan sistem Polymerase Chain Reaction (PCR)


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kehadiran exchange traded fund (ETF) belum banyak memikat hati investor. PT Infovesta Utama mencatat, total dana kelolaan ETF per akhir Maret 2013 hanya Rp 1,61 triliun. Total dana berasal dari dua produk, yakni Premier ETF LQ 45 dan Premier ETF IDX 30. Keduanya milik PT Indo Premier Investment Management (IPIM).

Indo Premier sendiri berencana meluncurkan dua ETF baru, April ini. Direktur Indo Premier, Diah Sofiyanti mengatakan, produk yang akan diluncurkan merupakan ETF Syariah dan ETF yang berisi saham-saham sektor konsumer. "Peluncuran produk baru tersebut diperkirakan bisa menambah dana kelolaan Rp 200 miliar hingga akhir 2013," kata Diah kepada KONTAN, Selasa (23/4).

ETF merupakan instrumen yang dikelola secara pasif oleh manajer investasi. Dengan demikian, return yang diberikan kepada investor sesuai dengan pergerakan indeks acuan produk.

Nantinya, ETF Syariah akan menggunakan acuan indeks Jakarta Islamic Index (JII). Sedangkan ETF Consumer akan menggunakan acuan saham-saham sektor konsumer. "Estimasi return akan sama dengan JII dan sektor konsumer," tutur Diah.

Berdasarkan catatan Infovestas, dua produk ETF Indo Premier yakni Premier ETF LQ 45 dan Premier ETF IDX 30, kinerjanya masih kalah dibanding indeks yang menjadi acuannya. RTF Premier ETF LQ 45, hanya memberi return 15,07%, dari awal tahun hingga 22 April 2013. Sementara, LQ 45 yang menjadi acuan ETF ini mencatat return 15,28%.

Sedangkan, Premier ETF IDX 30 memberikan return 15,0% kepada investor. Adapun indeks IDX30 mencatat pertumbuhan 16,01% pada periode yang sama.

Vilia Wati, analis Infovesta Utama mengatakan, produk dan pemain ETF masih minim. Hal itu disebabkan oleh banyaknya pihak yang terlibat dalam ETF. Produk ini memerlukan peran pihak sponsor dan diler partisipan. Berbeda dengan reksadana terbuka biasa yang tidak memerlukan kedua pihak ini.

Sponsor merupakan pihak yang melakukan penyertaan dalam bentuk uang dan atau efek dalam rangka penciptaan unit penyertaan. Sedangkan, diler partisipan berperan sebagai market maker dengan menjual atau membeli unit penyertaan untuk menjaga likuiditas. "Investor ETF masih terbatas sehingga lawan transaksi relatif sedikit. Akibatnya, likuiditas transaksi sangat tergantung pada peran market maker atau diler partisipan," kata Vilia.

Toh, Vilia memprediksi, dua produk anyar ETF Indo Premier cukup prospektif. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan, JII mencatat pertumbuhan 7,87% di kuartal I tahun ini. Sedangkan, sektor konsumer tumbuh 6,88% pada periode yang sama.

Punya kelebihan

ETF sebenarnya punya banyak kelebihan. Vilia Wati, Analis Infovesta Utama mengatakan, ETF lebih transparan lantaran isi portofolio investasi dilakukan pada minimal 80% dari keseluruhan efek yang terdaftar pada indeks acuan. "Selain itu, biaya pembelian dan penjualan ETF relatif lebih kecil dibanding reksadana karena biaya komisi yang dikenakan perantara pedagang efek berkisar 0,25% - 0,5%," kata Vilia. Biaya pembelian dan penjualan reksadana konvensional biasa bisa mencapai 2% - 3%.

Menurut Vilia, ETF cocok untuk investor yang menginginkan return mirip dengan indeks serta nyaman dengan strategi pengelolaan reksadana yang pasif. Investor yang menginginkan keuntungan lebih besar bisa memanfaatkan ETF lewat trading di pasar sekunder.

Investor bisa membeli ETF di pasar primer dan sekunder. Di pasar primer, investor bisa membeli dan menjual kembali unit penyertaan ETF dalam satuan unit kreasi. Satu unit kreasi di pasar primer berisi 100.000 unit penyertaan. Di pasar sekuder, investor bisa membeli dan menjual unit penyertaan ETF dalam satuan lot di Bursa Efek Indonesia. Satu lot berisi 500 unit penyertaan. Transaksi dapat dilakukan melalui broker manapun. Investor yang ingin membeli ETF harus punya rekening efek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×