Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo optimistis iklim investasi dan perekonomian di Indonesia usai gelaran pemilihan umum (pemilu) bisa lebih baik lagi, bahkan mengalami peningkatan.
Ini sejalan dengan berlangsungnya pemilu dengan lancar dan damai. Jokowi bilang masih banyak pebisnis yang masih menunggu hasil pemilu alias wait and see menjelang pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
"Harapannya arus modal masuk dan investasi sehabis pemilu bisa meningkat dan lebih baik lagi," ucapnya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2024, Selasa (20/2).
Di sisi lain, angka makro Indonesia masih menunjukkan hasil yang baik. Ekonomi Indonesia masih bisa mencapai 5,05% pada 2023, dengan tingkat inflasi sebesar 2,61 secara year on year (YoY).
Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.317,4 di Pagi Ini (20/2), Sektor Kesehatan Menguat Tajam
Meski optimistis, Jokowi tetap meminta untuk memasang sikap berhati-hati karena geopolitik secara global masih kurang baik dan kurang kondusif. Misalnya, perang yang terjadi di Ukraina dan di Gaza.
"Harus optimistis terhadap ekonomi Indonesia di 2023, tetapi tetap berhati-hati dan waspada karena ekonomi global yang berubah dengan cepat, disrupsi teknologi yang masih dan geopolitik yang belum selesai," ujarnya.
Jokowi juga meminta para pelaku industri jasa keuangan untuk belajar dari masa lalu, seperti runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) pada 2023 atau krisis keuangan yang terjadi di ASEAN pada 1998.
"Harus berhati-hati dalam menjaga industri keuangan dan ekonomi. Kita juga harus menjaga ekonomi agar tingkat inklusi dan literasi meningkat," kata dia.
Jokowi meminta kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat inklusi dan literasi keuangan di Indonesia. Pada 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia mencapai 75%, tetapi tingkat literasinya hanya 65%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News