Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perolehan kontrak baru PT PP Presisi Tbk (PPRE) meningkat tahun lalu.
PPRE membukukan kontrak baru senilai Rp 6,7 triliun di sepanjang 2023. Perolehan kontrak itu meningkat 28,7% year on year (yoy) dibandingkan Desember 2022 sebesar Rp 5,2 triliun.
Direktur Utama PPRE I Gede Upeksa Negara mengatakan, pada akhir tahun 2023 PPRE mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 923,2 miliar. Nilai itu didominasi oleh proyek jasa pertambangan sebesar Rp 574,5 miliar, konstruksi sipil sebesar Rp 163,4 miliar, lini bisnis supporting sebesar Rp 28 miliar, serta tambahan pekerjaan pada proyek civil work melalui anak usaha PT LMA sebesar Rp 157,1 miliar.
Sehingga sepanjang 2023, anak usaha PT PP (Persero) Tbk (PTPP) ini memperoleh kontrak baru sebesar Rp 6,7 triliun. Adapun nilai kontrak berasal dari PPRE sebesar Rp 4,9 triliun dan sisanya berasal dari entinas anak.
Sepanjang tahun, sektor jasa pertambangan masih menjadi kontributor utama nilai kontrak baru, sebesar Rp 4,4 triliun atau menyumbang 66% dari total. Terdapat pertumbuhan 11% dibandingkan tahun 2022.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) Bidik Kontrak Baru Rp 8 Triliun pada Tahun 2024
Gede bilang, pertumbuhan sektor jasa pertambangan menunjukkan strategi perseroan untuk tetap fokus pada jasa pertambangan sudah tepat.
"Dengan potensi pasar di sektor tambang yang masih sangat besar kedepannya menjadikan semangat dan motivasi kami untuk terus meningkatkan nilai kontrak baru sehingga dapat menggenjot revenue untuk meningkatkan value added bagi seluruh pemangku kepentingan," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/1).
Tahun ini, PPRE menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru sebesar 15%-20% dengan fokus sektor jasa pertambangan. Sementara untuk mendorong sektor jasa konstruksi, pihaknya akan tetap tetap bersinergi dengan PTPP sebagai induk perusahaan.
"Tidak lupa kami juga akan terus memperkuat kinerja keuangan melalui produk-produk unggul yang selalu mengedepankan quality dan safety berbasis manajemen risiko agar dapat men-generate laba secara maksimal untuk perusahaan yang sehat dan berkelanjutan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News