Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Performa poundsterling kian mengkilap setelah data manufaktur yang tumbuh pesat. Hanya saja antisipasi pasar terhadap hasil pemilu Presiden AS mengarahkan analis pada dugaan bahwa penguatan poundsterling masih rentan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (8/11) pukul 16.43 WIB pasangan GBP/USD melambung 0,18% di level 1,2418 dibanding hari sebelumnya. Sedangkan di pairing GBP/JPY ikut terangkat 0,23% di level 129,77. Sejalan dengan pelemahan yang diderita pasangan EUR/GBP sebesar 0,10% ke level 0,8897.
Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka mengatakan sebenarnya dorongan utama penguatan poundsterling datang setelah rilis data produksi manufaktur Inggris September 2016 tumbuh 0,6% dibanding bulan sebelumnya yang hanya 0,2%. Serta produksi industrinya yang bertahan di level minus 0,4%.
Sebelumnya juga data monitoring penjualan ritel Inggris November 2016 tumbuh 1,7% dari November 2015 yang hanya 0,4%. Tentunya ini menambah kekuatan poundsterling. “Selain juga pasar masih fluktuatif menanti hasil pilpres AS yang menghimpit USD sehingga secara fundamental poundsterling lebih unggul,” tutur Tonny.
Dari sisi USD memang nyaris tidak ada katalis di luar penantian hasil pilpres AS antara Hillary Clinton dan Donald Trump yang berlangsung Selasa (8/11). Kekuatan dipandang masih seimbang, sementara kemenangan Trump jelas tidak diharapkan pasar dan diprediksi akan menimbulkan ketidakpastian yang tinggi baik secara ekonomi maupun politik secara global.
Tonny menduga pergerakan akan bergantung dari hasil polling pilpres AS. “Jika ada kans Hillary menang, jelas GBP/USD akan tergelincir dan berbalik arah karena USD kembali mendapatkan kekuatannya,” jelasnya. Sementara jika Trump menang ada dua skenario yang bisa mempengaruhi the greenback.
Pertama, jelas bisa melemahkan USD karena berpeluang menahan laju prospek ekonomi positif AS dan menjegal langkah The Fed menaikkan suku bunga akhir tahun 2016. Namun di sisi lain, jika Trump menang dan ketidakpastian pasar tinggi, bisa saja safe haven akan naik daun, termasuk USD.
“Serba tidak pasti,” tebak Tonny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News