Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Poundsterling melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Jumat lalu (23/8), pasangan EUR/GBP menguat 0,31% menjadi 0,8595 dibandingkan sehari sebelumnya. Pasangan GBP/USD melemah 0,12% menjadi 1,5569. Pasangan GBP/AUD melemah 0,37% menjadi 1,7241 dibanding hari sebelumnya.
Imbal hasil obligasi Inggris turun tipis setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam dua tahun. Pekan ini, Carney akan berbicara mengenai langkah kebijakan moneter yang akan diambil selanjutnya.
Investor bertaruh jika Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) Mark Carney akan menegaskan niatnya untuk menahan suku bunga di titik terendah pada pekan ini. Sentimen ini membuat GBP melemah.
Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures bilang, data ekonomi Inggris yang positif masih kalah dengan naiknya kepercayaan konsumen di zona Euro. "Sebenarnya dua mata uang ini sama-sama positif didukung dari data sentimen yang bagus untuk keduanya," tambahnya.
Daru Wibisono, analis Monex Investindo Futures mengatakan, investor berspekulasi, BoE tak akan mengambil kebijakan signifikan. "Sepertinya belum ada perubahan yang akan dilakukan Carney meski ekonomi Inggris cukup positif. Hal ini membuat pasar berantisipasi dan mengakibatkan poundsterling melemah," tambahnya.
Dari sisi dollar Amerika Serikat (AS), data-data ekonomi menunjukkan optimisme pasar jika The Fed akan memangkas stimulus moneternya pada akhir tahun. "Penguatan dollar AS dipengaruhi kepastian pasar terhadap rencana The Fed mengenai pemotongan stimulus, meski belum jelas kapan akan dilaksanakan," tambahnya.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, poundsterling cenderung lebih menguat ketimbang dollar Australia secara jangka panjang. Bank Sentral Australia mengatakan, peluang penurunan suku bunga lebih lanjut masih terbuka, sehingga melemahkan mata uang aussie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News