Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perkara Brexit masih jadi beban utama bagi nilai tukar poundsterling. Hal ini yang membuat aussie memanfaatkan kesempatan untuk unggul sementara.
Mengutip Bloomberg, Selasa (14/6) pukul 17.03 WIB pasangan GBP/AUD terkoreksi 0,08% ke level 1,9285 dibanding hari sebelumnya.
“Tingginya kekhawatiran pasar akan peluang Brexit yang besar jadi penekan utama poundsterling,” tutur Gema Goeyardi, Analis dan Direktur PT Astronacci International Futures menanggapi pelemahan GBP/AUD. Memang, pemungutan suara sementara yang dipublikasikan pada akhir pekan lalu menunjukkan bahwa masih lebih banyak rakyat Inggris ingin Inggris hengkang dari Uni Eropa.
Beban bagi poundsterling semakin tinggi setelah data inflasi Inggris Mei 2016 menunjukkan stagnansi di level 0,3% serta inflasi inti yang juga tidak berubah di level 1,2%. Sementara harga barang yang dijual oleh manufaktur pun turun dari 0,3% menjadi 0,1%.
Walau dari sisi aussie juga tidak ada katalis utama yang bisa jadi penolong pergerakan, “aussie cenderung mengikuti pergerakan poundsterling saja,” tutur Gema. Pasalnya, dilihat dari internal data kepercayaan bisnis Australia Mei 2016 turun dari level 5 ke 3. Sebenarnya imbas data tersebut negatif.
Hanya saja dari sisi ekonomi internal, Australia jelas lebih stabil. “Pasca Reserve Bank of Australia (RBA) kemarin memutuskan pertahankan suku bunga untuk sementara waktu mereka tergolong stabil dan positif,” kata Gema. Keadaan tersebut jelas kontras dengan Inggris yang sedang goyah mendekati referendum 23 Juni 2016 mendatang.
Untuk itu Rabu (15/6) diprediksi Gema pelemahan GBP/AUD masih akan berlanjut. “Untuk jangka pendek, selagi antisipasi Brexit, tren GBP masih akan bearish,” tebak Gema.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News