kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Poundsterling mengungguli yen karena faktor ini


Minggu, 05 November 2017 / 18:46 WIB
Poundsterling mengungguli yen karena faktor ini


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau kecewa dengan pernyataan gubernur Bank of England (BOE) Mark Carney yang bernada dovish, poundsterling berhasil unggul dibandingkan yen yang masih nyaman dengan kebijakan moneter status quo.

Mengutip Bloomberg, pasangan GBP/JPY pada Jumat (3/11) menguat 0,12% menjadi 149,17 yen dibandingkan dengan hari sebelumnya di 148,99. Sedangkan dalam sepekan, poundsterling masih melemah 0,04% dari 149,23.

"Pair ini juga sudah terlalu tinggi, jadi saat berita itu keluar jadi alasan profit taking," jelas Alwi Assegaf, Analis Global Kapital Investama kepada KONTAN, Jumat (3/11).

BOE menaikkan suku bunganya menjadi 0,5% dari 0,25%. Memang kenaikan kali ini merupakan yang pertama dalam satu dekade terakhir. Namun pasar kecewa lantaran gubernur Carney memberikan sinyal dovish yang menandakan kenaikan suku bunga lanjutan akan memakan waktu yang lama.

Alwi menambahkan, situasi ini juga memperburuk iklim pasar yang meragukan titik cerah perundingan Brexit. Menurutnya, perkiraan paling buruk adalah perundingan ini tidak akan kelar hingga batas waktu tahun 2019 mendatang.

Di sisi lain, secara teknikal jangka panjang, sterling bakal tetap unggul dihadapan yen. Pun fundamental Inggris yang berhasil menaikkan suku bunga ini berkebalikan dengan Bank of Japan (BOJ) yang terus nyaman dengan program pengendalian kurva imbal hasil dan pembelian asetnya.

"Tidak ada kebijakan yang berubah dari BOJ atau dari pemerintah, apalagi setelah Abe naik kembali memenangkan pemilu, belum terlihat perubahan," lanjut Alwi.

Terpilihnya Shinzo Abe menjadi Perdana Menteri Jepang untuk periode ketiganya sempat membuat pasar menantikan arah perekonomian jadi lebih tegas dan mencapai target inflasi 2%. Namun BOJ malah koreksi proyeksi inflasi inti menjadi 0,08% dari sebelumnya di 1%.

Secara teknikal, Alwi melihat indikator moving average (MA) dibawah MA 10, menunjukkan tren jangka pendek bearish. Indikator stochastic di area bearish crossover, moving average convergence divergence (MACD) positif namun ada sinyal penurunan dan relative strength index (RSI) di bawah level 50 menunjukkan aksi sell dominan.

"Secara keseluruhan, tren jangka pendek ini sedang menurun. Tapi tren jangka menengah masih bullish karen bertahan diatas MA 55," jelas Alwi.

Ia merekomendasikan aksi sell on strength dengan pasangan support dan resisten masing-masing 147,70 - 147,06 - 146,18 serta 150 - 150,78 - 151,56.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×