Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Test Test
JAKARTA. Penurunan nilai tukar euro secara psikologis mempengaruhi posisi mata uang lainnya di kawasan Eropa, seperti franc Swiss atau poundsterling Inggris. Kedua valuta ini ikut turun ketika euro melorot ke US$ 1,3333, tepat pukul 18.22 WIB kemarin (22/4).
Poundsterling turun 0,1% menuju US$ 1,5395. Sehari sebelumnya, mata uang Inggris ini masih bertengger di level US$ 1,5411. Adapun nilai tukar franc turun 0,35% menjadi 1,0743 per dollar Amerika Serikat (AS).
Kepala Pengembangan Bisnis dan Produk Monex Investindo, Apelles R.T. Kawengian, mengatakan, meski sempat menurun, mata uang poundsterling akan cenderung menguat lagi. Dia memperkirakan mata uang ini berpeluang menuju US$ 1,5450. "Inflasi Inggris termasuk tinggi sehingga ada perkiraan suku bunga Inggris akan naik," kata Apelles.
Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan melihat, dalam jangka panjang nilai tukar poundsterling masih menarik untuk dikoleksi. Dia memprediksi, pada akhir tahun ini poundsterling masih bisa mencapai US$ 1,7. "Penurunan mata uang euro memang ada pengaruhnya ke Eropa, tapi tidak secara langsung terhadap poundsterling," kata Fauzi.
Pasalnya, Inggris memiliki masalah sendiri yang harus dihadapi. Selain defisit anggaran negara, isu yang saat ini mempengaruhi pergerakan mata uang negara kerajaan ini adalah suhu politik domestik.
Menjelang pemilihan umum 6 Mei 2010, belum ada partai yang tampaknya dominan dalam hasil jajak pendapat. Dengan gambaran tersebut, bisa jadi pemerintah Inggris yang terbentuk adalah pemerintahan koalisi beberapa partai. "Harapannya pemerintahan koalisi nanti bisa mengeluarkan kebijakan yang kredibel," kata Fauzi.
Pada akhir kuartal kedua 2010, dia melihat, poundsterling di posisi US$ 1,55 dan kuartal ketiga merangkak ke US$ 1,64. Sedangkan franc masih berada dalam kisaran yang sama. Mata uang Swiss ini melemah dari akhir 2009 sebesar 1,0352 per dollar AS. "Franc merupakan mata uang safe haven, bukan mata uang untuk perdagangan," kata Fauzi. Jika kondisi tak aman, misalnya sedang krisis atau dalam peperangan, maka nilai tukar franc akan menguat.
Tapi di kondisi saat ini, Fauzi melihat franc tidak akan bergerak jauh. "Hingga akhir tahun ini nilai tukar franc akan berada di kisaran 1 franc per dollar AS," imbuhnya.
Apelles memprediksi, arah pergerakan franc akan seiring dengan laju mata uang euro, yaitu cenderung melemah terhadap dollar AS. Dalam jangka pendek, dia menebak franc akan berada di posisi 1,07 per dollar AS. Sedangkan euro masih akan melemah hingga US$ 1,3260.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News