kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Poundsterling kokoh ungguli aussie


Selasa, 04 April 2017 / 17:16 WIB
Poundsterling kokoh ungguli aussie


Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Keterpurukan aussie dimulai setelah Reserve Bank of Australia (RBA) menahan level suku bunganya dan pidato sang Gubernur, Philip Lowe yang dipandang pasar bearish. Efeknya poundsterling mendapat celah untuk bergerak.

Mengutip Bloomberg, Selasa (4/4) pukul 16.17 WIB pasangan GBP/AUD melambung 0,35% ke level 1,6477 dibanding hari sebelumnya.

Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka menuturkan penguatan GBP/AUD dimulai setelah RBA mempertahankan suku bunganya di level 1,50%. Padahal pelaku pasar berharap terjadi perubahan level suku bunga mengingat ekonomi Australia yang tak kunjung membaik. Beban semakin besar setelah Lowe mengatakan dalam pidatonya bahwa ekonomi Australia masih cenderung tertahan pertumbuhannya.

Hal ini menyusul tingginya tingkat kredit yang tidak sejalan dengan pertumbuhan pendapatan rumah tangga. Begitu juga dari sisi pasar properti masih melambat dan terjadi gap besar antara Melbourne dan Sydney dengan kota-kota lain yang nyaris tidak mengalami pertumbuhan. “Tentu ini menimbulkan kekhawatiran di pasar dan membuat aussie ditinggalkan untuk jangka pendek,” tutur Tonny.

Sementara sterling sendiri sebenarnya tidak ditopang oleh data ekonomi yang positif. Laporan PMI konstruksi Inggris Maret 2017 sedikit tergelincir dari 52,5 menjadi 52,5 gagal menambah kekuatan sterling. Namun dengan performa buruk aussie maka peluang GBP lanjutkan penguatan masih terbuka lebar.

“Kans GBP/AUD menguat lagi masih cukup besar dan belum akan berbalik arah. Karena meski turun sektor konstruksi Inggris tetap di area ekspansif,” jelas Tonny. Untuk Rabu (5/4) sendiri data indeks PMI jasa Inggris Maret 2017 diprediksi tumbuh dari 53,3 menjadi 53,5 sehingga bisa menjadi kekuatan tambahan bagi Inggris.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×