CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Poundsterling berhasil meredam the greenback


Minggu, 13 November 2016 / 13:38 WIB
Poundsterling berhasil meredam the greenback


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pergerakan the greenback yang fluktuatif pasca kemenangan Donald Trump sebagai Presiden ke – 45 AS berhasil diredam oleh poundsterling yang juga sedang diunggulkan pasar.

Mengutip Bloomberg, Jumat (11/11) pasangan GBP/USD menguat 0,33% di level 1,2596 dan dalam sepekan terakhir sudah berhasil terbang 0,63%. Hanya saja sejak akhir tahun 2015, posisi poundsterling masih tergerus 14,52%.

Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures menjelaskan penguatan poundsterling dalam beberapa waktu terakhir terjadi karena saat ini yield Inggris menguat tajam efek dari kemenangan Trump. Dibandingkan dengan pergerakan mata uang lainnya, poundsterling terhitung stabil dan tidak fluktuatif.

“Pelemahan poundsterling pasca Brexit dianggap sudah membuat mata uang ini undervalue,” jelas Nizar. Di sisi lain, pelemahan ini juga mengarahkan pasar pada peluang membaiknya inflasi Inggris akibat nilai tukarnya yang terlampau rendah. Jika benar nantinya bisa mendongkrak inflasi, bukan tidak mungkin Bank of England kembali mendapatkan kesempatan untuk menaikkan suku bunganya.

"Jadi untuk saat ini poundsterling dianggap bisa menyeimbangkan laju dengan USD,” kata Nizar. Sebab memang saat ini USD kembali diunggulkan pasca beberapa kebijakan Trump yang diproyeksi bisa mendongkrak peluang kenaikan suku bunga The Fed lebih agresif. Seperti pemotongan pajak korporasi dan pelonggaran fiskal yang ekspansif.

Hanya saja, menurut Nizar, memang sulit bagi GBP/USD untuk kembali ke level 1,4877 yang merupakan level highest poundsterling sejak Desember 2015 lalu yang tercapai pada 23 Juni 2016. Saat itu, pasar optimistis melihat polling yang menunjukkan Inggris tidak mungkin akan meninggalkan keanggotan Uni-Eropa.

Meski demikian, Nisar melihat kecil pula peluang poundsterling untuk terpuruk ke level terendahnya sejak Desember 1984 lalu yang tersentuh pada 11 Oktober 2016 di 1,2123, akibat penantian pasar mengenai keputusan perumusan artikel 50 untuk memulai proses Brexit sesegera mungkin. Memang Brexit terus menjadi momok bagi poundsterling, ini juga yang membuat GBP/USD terhitung masih melemah sejak akhir tahun lalu.

"Poundsterling akan bergerak dalam rentang yang sempit sampai akhir tahun karena keduanya bergerak tarik menarik," tutur Nizar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×