Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Laju kenaikan harga batubara mulai melambat, meski masih ada potensi naik. Investor mengambil peluang profit taking di tengah ancaman turunnya permintaan batubara di pasar global.
Mengutip Bloomberg, pada Selasa (9/8), harga batubara kontrak pengiriman September 2016 di ICE Futures Europe tergerus 0,37% menjadi US$ 66,7 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga batubara melemah 1,8%.
Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, harga batubara terkoreksi lantaran rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) sempat mengokohkan nilai tukar USD. Imbasnya, harga komoditas yang diperdagangkan dengan dollar AS terkoreksi.
"Di sisi lain, faktor teknikal juga memberikan sentimen negatif bagi batubara. Pelaku pasar melakukan aksi profit taking," papar Deddy.
Secara fundamental, harga batubara masih terancam penurunan permintaan. Kementerian Batubara India melaporkan penurunan impor batubara sebesar 8% jadi 199,9 juta ton pada kuartal I-2016. Turunnya impor batubara ini terjadi di tengah peningkatan produksi domestik.
"Impor batubara India diprediksi turun menjadi 160,16 juta ton pada tahun fiskal ini," imbuh Deddy.
Permintaan China juga turun. Impor batubara China bulan lalu turun 2,5% menjadi 21,21 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Citigroup dalam laporannya bulan lalu memperkirakan konsumsi batubara China tahun ini turun 3,4%.
Prospek akhir tahun
Deddy melihat, harga batubara saat ini cenderung bergerak datar. Namun, potensi penguatan dapat terjadi menjelang September nanti, menjelang musim dingin. "Seperti gas alam, batubara juga menjadi salah satu bahan bakar pemanas ruangan," ujar Deddy.
Tambah lagi, beberapa perusahaan tambang batubara menghentikan operasional atau bangkrut lantaran biaya produksi tidak lagi ekonomis. Penghentian produksi dapat menyebabkan stok berkurang.
"Saat itu potensi kenaikan harga terbuka. Apalagi jika berbicara sektor energi, harga murah akan memancing permintaan," papar Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures.
Ia menambahkan, harga batubara saat ini melemah setelah mencapai level overbought secara teknikal. Namun dalam jangka pendek, peluang harga naik ke level US$ 70-US$ 75 per metrik ton masih terbuka. Sementara Deddy memprediksi hingga akhir tahun harga batubara akan bergulir di US$ 60-US$ 70 per metrik ton.
Secara teknikal, Deddy melihat, harga batubara bergerak di atas moving average (MA) 50, MA100 dan MA200, yang menunjukkan tren penguatan dalam jangka panjang. MACD juga berada di area positif. Stochastic melemah di level 38, tapi RSI menguat di level 61.
Hari ini, Deddy memprediksi harga batubara menguat ke kisaran US$ 66,30-US$ 67,10 per ton. Sepekan ke depan, harga batubara akan bergerak di kisaran US$ 66-US$ 68 per ton.
Sedang Wahyu menganalisa harga batubara hari ini akan naik ke US$ 66,30-US$ 67,10 dan bergerak di kisaran US$ 60-US$ 70 per metrik ton sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News