Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PJAKARTA. Kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump yang belum jelas melukai indeks dollar AS. Alhasil, dalam sepekan terakhir nilai tukar rupiah perkasa.
Di pasar spot, Jumat (24/2), valuasi rupiah menguat 0,15% menjadi Rp 13.331 per dollar AS. Serupa, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah berhasil mendulang kenaikan 0,18% ke posisi Rp 13.336 per dollar AS.
Nizar Hilmy, Analis PT SoeGee Futures, mengatakan, indeks dollar AS yang terkikis 0,19% ke level 100,86 jadi faktor utama kekuatan rupiah. Pelemahan ini karena Trump tidak suka USD menguat tinggi serta kebijakan fiskal yang tak kunjung diumumkan, terangnya.
Menurut Rully Arya Wisnubroto, Analis PT Bank Mandiri Tbk, kondisi serupa masih akan terjadi hingga pekan depan. Dengan the greenback masih di bawah ketidakpastian kebijakan fiskal Trump dan ada rilis inflasi Indonesia pada Rabu (1/3) mendatang, valuasi mata uang garuda diprediksi masih mampu mempertahankan penguatan. Data inflasi bulan Februari diperkirakan stabil dan tidak akan melampaui level 0,5%, prediksi Rully.
Karena itu, Rully memproyeksikan, pekan depan rupiah bergerak di kisaran Rp 13.305-Rp 13.385 per dollar AS. Sedang Nizar menebak pergerakan rupiah ada di rentang Rp 13.300-Rp 13.400 sepekan ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News