kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Porsi Ekspor Berpotensi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham PTBA Berikut Ini


Senin, 13 Juni 2022 / 10:53 WIB
Porsi Ekspor Berpotensi Meningkat, Simak Rekomendasi Saham PTBA Berikut Ini
ILUSTRASI. Alat berat beroperasi pada?tambang batubara milik PT Bukit Asam Tbk (PTBA).


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dinilai masih memiliki prospek menjanjikan. Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan merekomendasikan beli saham PTBA dengan menaikkan target harganya menjadi Rp 4.600 dari sebelumnya Rp 4.100

Felix memasang outlook positif untuk PTBA, yang didukung oleh beberapa faktor. Pertama, harga batubara global yang masih solid, didukung dengan sanksi ekonomi yang diterima Rusia. Selain itu, kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) India yang meningkat pesat.

Asal tahu, PTBA masih menetapkan target produksi dan penjualan masing-masing di level 36,4 juta ton dan 37,1 juta ton untuk tahun ini. Dus, Felix menilai emiten pelat merah ini masih memiliki ruang untuk melakukan ekspor batubara di kuartal selanjutnya akibat adanya larangan ekspor pada awal 2022.

Potensi peningkatan ekspor tersebut didukung oleh sejumlah faktor seperti peningkatan permintaan batubara seiring mulai normalnya aktivitas industri di beberapa negara kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, naiknya impor batubara dari PLTU India, dan sanksi ekonomi yang masih diterima Rusia.

Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen Naik, Begini Rekomendasi Saham Emiten Ritel dari Analis

Panin Sekuritas memandang pasar batubara masih berada di level yang solid. Hingga Juni 2022, harga komoditas energi ini telah meningkat 161,9% secara year-to-date (ytd) ke level US$ 412 per ton akibat adanya  sanksi perdagangan ke Rusia serta krisis energi di India.

Patut diketahui, Rusia merupakan eksportir batubara terbesar ketiga di dunia. Sementara India merupakan konsumen batubara terbesar kedua dengan porsi 11,6% dari total konsumsi dunia.

Kedua, potensi pengembangan usaha strategis PTBA yang saat ini masih bergulir. Emiten pelat merah ini tercatat memiliki sejumlah proyek pengembangan bisnis, salah satunya proyek PLTU Sumsel-8 senilai US$ 1,68 miliar dengan kebutuhan batubara sebanyak 5,8 juta ton per tahun. Kemajuan proyek ini sudah mencapai 96,5% dan diharapkan dapat beroperasi secara komersial di tahun ini.

Adapula pengembangan angkutan batubara Tanjung Enim – Perajen serta Tanjung Enim – Kramasan dengan total penambahan kapasitas sebesar 40 juta ton per tahun yang ditargetkan beroperasi masing-masing pada kuartal keempat 2024 dan kuartal ketiga 2026. Pengembangan infrastruktur kereta api ini akan berdampak terhadap penurunan railway cost yang saat ini porsinya 26% dari total biaya.

Ketiga, prospek PTBA juga didukung oleh posisi neraca yang sehat. 

Baca Juga: Mayoritas Saham Baru Belum Cerminkan Harga Wajar, Begini Saran dari Analis

“Namun patut diketahui, Bukit Asam memiliki pangsa pasar domestik yang dominan dengan harga batubara acuan (HBA) yang relatif lebih rendah dari harga batubara acuan global,” tulis Felix dalam riset, Jumat (10/6).

Sebagai gambaran, emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini berhasil membukukan kinerja solid sepanjang kuartal pertama 2022. PTBA membukukan laba bersih Rp 2,28 triliun atau melesat 355% dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 500,52 miliar.

Bersamaan, PTBA membukukan kenaikan pendapatan. PTBA membukukan pendapatan usaha senilai Rp 8,21 triliun, naik 105% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,99 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×