Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pluang, aplikasi investasi multi-aset tengah mempersiapkan untuk membuka akses investasi saham Amerika Serikat (AS) kepada investor Indonesia melalui instrumen investasi Contract for Difference Product (CFD). Kontrak tersebut memungkinkan investor mendapatkan eksposur investasi di pecahan saham AS.
Claudia Kolonas, Co-Founder Pluang mengatakan, produk CFD merupakan rangkaian dari rencana Pluang untuk membuka akses seluas-luasnya produk pilihan investasi kepada setiap lapisan masyarakat. "Memperkenalkan saham AS dalam bentuk CFD ini juga akan membantu kami menjadi aplikasi investasi yang terlengkap di Indonesia dalam hal kelas aset," kata Claudia dalam keterangan tertulis, Senin (31/1).
Produk CFD saham AS, menurut Claudia, cocok bagi investor yang berinvestasi untuk jangka panjang. Investor dengan profil risiko moderat hingga agresif dapat menjadikan produk CFD saham AS sebagai pilihan dalam melakukan diversifikasi secara global.
Dalam meluncurkan prodik CDF, Pluang bekerjasama dengan PT PG Berjangka, sebuah perusahaan pialang berjangka Indonesia yang telah memperoleh izin penyaluran amanat nasabah ke bursa Luar negeri (PALN) dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (Bappebti). Sebelumnya, Pluang juga bekerjasama dengan PT PG Berjangka dalam meluncurkan investasi saham dalam produk micro e-mini S&P 500 Index Futures dan Micro e-mini Nasdaq 100 Index Futures.
Baca Juga: Pluang-Batavia Prosperindo Pasarkan Reksadana Batavia Global ESG Sharia Equity USD
Seluruh transaksi, baik produk indeks berjangka maupun saham AS di Pluang, juga dijamin dan difasilitasi Kliring Berjangka Indonesia (KBI). Artinya seluruh produk pasar saham AS di Pluang aman dan terjamin karena diatur dan diawasi oleh lembaga pemerintah terkait.
Dari segi kinerja, Pluang memandang saham AS memiliki nilai strategis mengingat pertumbuhan kinerja pesat dan kapitalisasi pasarnya besar semenjak awal pandemi Covid-19. Pluang juga menilai bahwa saham AS dapat menjadi pilihan utama aset investasi bagi generasi muda Indonesia yang jumlahnya sangat meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan beberapa data survei terkini, jumlah investor baru meningkat 32% dalam setahun terakhir yang didominasi oleh investor Gen Z.
Tidak hanya di Indonesia, Amerika Serikat juga mengalami lonjakan jumlah investor saham ritel dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini sebagian besar dikarenakan pasar saham AS bertumbuh luar biasa sejak awal pandemi COVID-19 berkat kinerja yang baik akan saham-saham teknologi besar, seperti Apple, Google, Facebook, dan Netflix, di mana nilainya telah berlipat ganda dari posisi terendah mereka saat pandemi.
Nilai saham Apple, misalnya, telah meningkat lebih dari 40% dalam setahun yang ditopang oleh derasnya permintaan akan produknya seiring maraknya kebijakan bekerja dari rumah (work from home) yang diadopsi perusahaan seluruh dunia.
Selain itu, tiga indeks saham utama di AS yakni Dow Jones Industrial Average, S&P 500, dan Nasdaq Composite juga dikenal sebagai indeks saham yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar di dunia. Indeks S&P 500, misalnya, memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$ 39 triliun per Oktober 2021.
Baca Juga: Ashmore Asset Management Indonesia (AMOR) Bagikan Dividen Interim, Cek Jadwalnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News