Reporter: Cindy Silviana Sukma, Agus Triyono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) loyo terhadap sejumlah mata uang utama karena pesimisme para investor terhadap ekonomi AS bila stimulus dipangkas. Dollar AS kian tertekan dengan kisruh anggaran AS yang terancam buntu di Kongres, serta plafon utang AS.
Hingga Jumat (27/9), pasangan EUR/USD menguat 0,24% menjadi 1,3522 dibandingkan hari sebelumnya. Pairing USD/JPY melemah 0,76%. Tapi, pasangan AUD/USD melemah 0,49% ke 0,9317 menjadi 98,24 dibanding hari sebelumnya.
Ariana Nur Akbar, analis Monex Investindo Futures mengatakan, data-data ekonomi AS yang positif sedikit menopang greenback dari pelemahan. Data ekonomi menunjukkan, pengeluaran pribadi di AS naik 0,3% pada bulan Agustus, sesuai dengan harapan. Lalu, pendapatan pribadi di AS naik 0,4% di bulan Agustus. Pengeluaran konsumsi pribadi utama, kecuali makanan dan energi, naik 0,2% pada Agustus, melebihi ekspektasi pasar 0,1%.
Ariana memperkirakan, dollar Australia akan melemah terhadap dollar AS, karena investor menghindari aset berisiko dengan kondisi anggaran AS yang mengkhawatirkan. "Masalah voting terhadap plafon utang dan kebijakan moneter AS justru menekan aussie," ujar Ariana.
Tonny Mariano, analis Harvest International Futures mengatakan, pasangan USD/JPY melemah, setelah Biro Statistik Jepang mengatakan inflasi inti di Jepang naik 0,8% pada bulan lalu, dibandingkan bulan Juli yang naik 0,7%. Biro Statistik Jepang juga mencatat, indeks harga konsumen Tokyo turun 0,2% pada bulan Agustus, di bawah perkiraan analis yang akan turun sebesar 0,3%. "Kenaikan inflasi seperti yang diharapkan Pemerintah Jepang, sehingga yen dominan terhadap dollar," ujarnya.
Suluh Adil Wicaksono, analis Millennium Penata Futures menambahkan, terhadap euro, dollar AS di akhir pekan lalu tertekan pergerakan teknikal euro. "Tekanan lain juga datang dari alotnya pembahasan plafon utang AS," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News