kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.210   -85,00   -0,52%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Pilpres AS rem harga aluminium


Jumat, 04 November 2016 / 08:55 WIB
 Pilpres AS rem harga aluminium


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Setelah melambung dalam beberapa pekan, kenaikan harga aluminium terhenti. Kondisi politik Amerika Serikat (AS) menjelang pemilu pekan depan menahan laju harga aluminium. Mengutip Bloomberg, Rabu (2/11), harga aluminium kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melemah 0,4% dibanding sehari sebelumnya ke US$ 1.720.50 per ton.

Selasa (1/11), harga aluminium sempat mencatatkan level tertinggi dan ditutup pada harga US$ 1.735 per ton.

Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan harga aluminium ini terjadi lantaran penguatan nilai tukar dollar AS. "Ada kekhawatiran pasar Donald Trump akan memenangkan pemilu AS," ungkap dia.

Kemarin, survei yang diadakan Reuters/Ipsos sempat menunjukkan Trump unggul 6% lebih banyak dari pesaingnya, Hillary Clinton. Pelaku pasar merespons hal ini dengan keluar dari aset dollar AS. Maklum, selama ini pelaku pasar lebih cenderung mendukung Clinton.

Alhasil, indeks dollar AS yang mencerminkan nilai tukar dollar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia mencapai level 97,37. Indeks dollar ini terkoreksi dari level tertingginya pekan lalu di angka 98,89.

Padahal, jika melihat data manufaktur China yang melampaui ekspektasi, seharusnya harga aluminium justru menguat.

Ibrahim memperkirakan, pelemahan harga aluminium ini hanya terjadi sesaat. Kecemasan pasar terhadap politik AS akan memudar setelah pasca hasil pemilu diumumkan.

Ditambah lagi baru-baru ini sejumlah anggota senat dari partai Demokrat AS meminta peninjauan kembali atas rencana akuisisi perusahaan aluminium China, Zhongwang USA atas Aleris Corp, perusahaan aluminium AS dengan nilai US$ 2,3 triliun, dengan alasan keamanan.

Hal ini bisa mendorong harga aluminium. Ibrahim memperkirakan, harga aluminium akan kembali menguat pada kisaran US$ 1.725.70 per metrik ton hingga US$ 1.728.10 per metrik ton pada Jumat (4/11).

Dari sisi teknikal, Ibrahim melihat indikator bollinger band dan moving average (MA) 20% di atas bollinger tengah. Ini menunjukkan bahwa harga aluminium sebenarnya masih mampu untuk menguat.

Indikator stochastic 60% negatif, moving average convergence divergence (MACD) 60% positif. Relative strength index (RSI) 60% positif. Dalam sepekan ke depan, harga aluminium diperkirakan akan bergerak di kisaran US$ 1.720 per metrik ton hingga US$ 1.730 per metrik ton.

Hingga akhir tahun kemungkinan harga logam industri ini masih akan tumbuh hingga US$ 1.820 per metrik ton. Data ekonomi China akan tetap menjadi faktor fundamental pendorong harga aluminium pekan depan.

Para pengamat memprediksi pemotongan produksi aluminium yang mencapai 50% akan berpengaruh signifikan untuk mengerek harga. Pemilu AS juga akan menjadi penentu pergerakan harga.

"Jika Hillary menang, harga akan terbang. Tapi kalau Trump yang menang akan terjadi profit taking," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×