Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Setelah sempat anjlok di awal tahun, kini harga komoditas kembali menanjak. Banyak analis meramal, tren kenaikan harga komoditas akan berlanjut tahun depan. Nah, emiten-emiten alat berat bakal kecipratan berkah dari kondisi ini.
Tahun ini saja, perusahaan-perusahaan alat berat sudah menaikkan target penjualan mereka. Misalnya PT United Tractors Tbk (UNTR) yang menaikkan target penjualan alat beratnya dari 2.500 unit menjadi 3.100 unit.
Ada lagi PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) yang menaikkan target penjualan tahun ini, dari 800 unit menjadi 1.200 unit. Sementara, PT Intraco Penta Tbk (INTA) juga berhasil mempertahankan penjualan tahun ini sebanyak 500 unit atau sama seperti tahun lalu.
Optimisme emiten-emiten alat berat ini berlanjut di tahun depan. Maklum, lonjakan harga komoditas akan membuat permintaan alat berat ikut naik. Meski tak sekinclong 2008, mereka tetap pede menaikkan target penjualan di 2010.
Gideon Hasan, Direktur Keuangan UNTR mengatakan, di 2010 target penjualan UNTR naik 10% menjadi 3.410 unit. INTA dan HEXA juga akan menggenjot penjualan. Sayang, keduanya belum mau buka-bukaan soal besar target kenaikan penjualan mereka di tahun depan. "Tapi, penjualan INTA tahun depan akan naik," cetus Fred L. Manibog, Direktur Keuangan INTA, belum lama ini.
Pandu Anugrah, Analis Bahana Securities bilang, tahun depan, harga komoditas memang akan pulih. Ia memperkirakan, penjualan alat berat juga akan rebound. "Kemungkinan naik sekitar 15%-17%," ujarnya.
Alhasil, kinerja emiten alat berat pun akan ikut meningkat ketimbang tahun ini. Maklum, tahun ini kinerja perusahaan alat berat lebih banyak ditopang jasa servis. Soalnya, tambah Pandu, saat krisis, perusahaan lebih memilih melakukan perbaikan daripada membeli alat berat baru.
Arga Paradita Sutiono, Analis Asia Kapitalindo Securities bahkan lebih optimistis terhadap kinerja emiten-emiten alat berat. Ia meramal, di 2010 kinerja emiten alat berat bisa naik antara 15% hingga 25%. Lantaran itu pula, Arga merekomendasikan investor tetap mengoleksi saham-saham ini.
Cuma, emiten alat berat pun memiliki tantangan yang tidak bisa dianggap enteng. Emiten-emiten ini harus mewaspadai dampak perdagangan bebas yang mulai berjalan tahun depan. Ini bisa membuat alat-alat berat asal China masuk ke pasar Indonesia dengan harga lebih murah.
Tapi, kalau melihat rasio harga terhadap laba bersih atau price earning ratio (PER) saham-saham di sektor alat berat masih cukup murah. Menurut hitungan Arga, PER UNTR 14,3 kali, HEXA 13,5 kali, dan INTA 5,75 kali. PER mereka masih di bawah PER industri yang 15 kali. PER ini berpotensi kembali turun, kalau kinerja emiten membaik.
Arga yakin, saham-saham alat berat masih bisa menguat. Cuma, Arga meminta investor tetap mencermati fundamental perusahaan dan likuiditas sahamnya. "Jangan terjebak dengan murah atau mahalnya harga saja," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News