CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Pilarmas Sekuritas: IHSG berpeluang melemah pada perdagangan Jumat (23/8)


Jumat, 23 Agustus 2019 / 08:14 WIB
Pilarmas Sekuritas: IHSG berpeluang melemah pada perdagangan Jumat (23/8)
ILUSTRASI. Perdagangan saham


Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 13 poin atau 0,22% ke level 6.239,25 pada Kamis (22/8) kemarin. Sektor industri properti, pertambangan, dan perdagangan bergerak negatif, menjadi kontributor terbesar penurunan IHSG. Investor asing membukukan penjualan bersih sebesar Rp 334,5 miliar. 

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai salah satu faktornya berasal dari isu global, yaitu Eropa. Pejabat Bank Sentral Eropa khawatir bahwa investor telah kehilangan kepercayaan terhadap mereka perihal meningkatkan inflasi di kawasan itu.

Bank Sentral Eropa (ECB) mengatakan perlu ada komunikasi guna menjaga keseimbangan di antara banyak pihak. Terutama itu diperlukan untuk meredam beberapa pengamat ECB yang menyatakan bank tersebut tidak memiliki instrumen yang diperlukan untuk mengamankan konvergensi dan tujuan inflasi di jangka waktu menengah. 

Baca Juga: Tiga Emiten Ini Berencana Menjual Saham Simpanan premium

ECB juga merencanakan pinjaman baru ke bank untuk menjaga arus uang masih terus mengalir masuk ke dalam ekonomi Eropa. ECB melakukan beberapa cara seperti pemotongan tingkat suku bunga hingga babak baru pelonggaran kuantitatif. Namun, tingkat suku bunga deposito Bank Sentral Eropa sudah berada di rekor terendahnya. 

Pilarmas Investindo Sekuritas menilai, karena permasalahan itu sulit bagi ECB untuk mengatasi batasan yang diberlakukan bank tersebut pada pembelian obliasi. Pada pertemuan tersebut, anggota Dewan Pemerintahan setuju penurunan ekspektasi inflasi dan perlambatan ekonomi kawasan Eropa menjadi penyebab kekhawatiran bagi mereka. Di sisi lain, prospek perdagangan masih memburuk. Pihak pejabat ECB juga melihat tekanan masih terus berlanjut khususnya di sektor manufaktur. 

Baca Juga: Prediksi Kurs Rupiah: Menanti Pidato Powell

Nico menilai pelaku pasar dan investor akan menunggu dulu terhadap keputusan ECB memangkas tingkat suku bunga pada 12 September mendatang. Nico juga menilai ada potensi bagi ECB untuk memulai kembali melakukan pembelian aset dalam skala besar. Sementara, pelonggaran ECB akan menjadi sesuatu yang dinantikan seluruh bank sentral di dunia yang juga sedang menyiapkan pelonggaran moneter karena tekanan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Pilarmas Investindo juga menilai penyebab IHSG turun karena pelaku pasar dan investor masih menunggu pidato Jerome Powell di simposium Jackson Hole, di Wyoming, AS yang diselenggarakan pada Jumat (23/8). Sementara itu, dari dalam negeri pelaku pasar dan investor dikagetkan dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang dinilai cukup agresif dan di luar ekspektasi. Usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), BI mengumumkan keputusan mereka yang kembali memangkas tingkat suku bunga acuan 25 bps ke level 5,50% dari 5,75%. 

Kebijakan moneter tersebut dilakukan karena pertimbangan terhadap ketidakpastian dan dinamika ekonomi global. BI menyatakan tindakan itu merupakan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan juga untuk menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal. 

Baca Juga: Proyeksi IHSG: Masih Berpotensi Melemah Usai Pemangkasan Suku Bunga BI

Nico menilai tindakan BI yang mendahului keputusan The Fed terbilang cukup hawkish. Kebijakan BI tersebut konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi yang berada di bawah titik tengah sasaran, tetapi menarik imbal hasil aset sehingga mendukung stabilitas eksternal. Keputusan itu juga merupakan langkah preemptive guna mendorong pertumbuhan ekonomi dari dampak perlambatan ekonomi global.

Namun, Pilarmas menilai kebijakan BI tersebut belum cukup kuat untuk menopang kenaikan IHSG pada perdagangan kemarin. Pilarmas memperkirakan perbaikan dari kebijakan moneter tersebut baru berdampak dalam beberapa bulan ke depan. Sebab, saat ini juga masih terdapat tekanan dari faktor eksternal seperti ekspor yang juga belum pulih. 

Oleh karenanya, Pilarmas Investindo memproyeksi IHSG hari ini berpeluang bergerak cenderung melemah dan dapat diperdagangkan di level 6.183-6.293.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×