Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) siap menjalankan mandat PT Pertamina untuk melaksanakan gasifikasi 52 pembangkit listrik PLN dalam rangka mendukung kelistrikan nasional. Hal ini sesuai dengan HoA yang telah ditandatangani oleh Pertamina dan PLN pada 27 Fabruari 2020
Dalam kesepakatan tersebut, Pertamina telah menunjuk dan menugaskan emiten konstituen Indeks Kompas100 tersebut sebagai subholding gas untuk penyediaan pasokan dan infrastruktur liquefied natural gas (LNG) untuk pembangkit listrik PLN dan berjalan efektif mulai Februari 2020.
“Dengan kapabilitas dalam mengembangkan infrastruktur dan mengelola 96% infrastruktur hilir gas bumi, PGN grup telah mengembangkan small scale LNG yang bisa digunakan untuk memasok demand kelistrikan,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGAS Rachmat Hutama, dalam siaran pers, Minggu (3/1).
Baca Juga: Pertamina: Gasifikasi 52 pembangkit akan dilakukan dalam empat tahap
PGAS optimis dapat membantu pemerintah dalam peningkatan pemanfaatan gas bumi di sektor pembangkit. Hal ini mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No 13/2020, yakni total kapasitas pembangkit yang akan dicapai sebesar 1.697 megawatt (MW) dengan indikatif volume gas sebesar 167 billion British thermal unit per day (BBTUD).
Mengingat target implementasinya yang diharapkan rampung dalam waktu dua tahun ke depan, PGAS akan menyediakan infrastruktur LNG dengan biaya investasi yang diperkirakan sebesar US$ 2,5 miliar.
Adapun beberapa tahapan yang akan dilalui dalam implementasi Kepmen ini mulai dari tahap quick win yang ditargetkan dapat terealisasi pada tahun 2020. Salah satunya menggunakan ISO Tank untuk memenuhi kapasitas pembangkit sebesar 588 MW dengan indikatif volume gas sebesar 49.12 BBTUD untuk Krueng Raya, Nias, Tanjung Selor (Kalimantan Timur), Gilimanuk, Sorong dan Jayapura.
Baca Juga: Pemerintah dorong badan usaha bangun jaringan distribusi gas rumah tangga
Untuk wilayah lain seperti Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Papua Utara, Sulawesi dan Maluku, saat ini sudah memasuki fase tahap lanjutan dimana pembangkit dalam tahap konstruksi, commissioning, dan beroperasi. Sedangkan untuk wilayah Maluku Utara dan Papua Selatan saat ini telah memasuki fase kajian bersama dengan PLN.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGAS, Syahrial Mukhtar berharap langkah strategis ini dapat memperkuat peran subholding gas dalam melayani kebutuhan gas bumi seluruh sektor dan mewujudkan mimpi Indonesia untuk mencapai bauran energi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News