Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Bisnis PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tancap gas. Di sepanjang semester I-2013, PGAS kembali membukukan kenaikan laba, setelah menurun pada kuartal I-2013 karena kenaikan beban operasional.
Pada medio 2013, PGAS mencatatkan laba bersih sebesar US$ 457,5 juta atau naik 12% dari periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 409,8 juta. Laba bersih PGAS ini terdorong oleh pendapatan bersih yang tumbuh 26% menjadi US$ 1,49 miliar.
Dalam enam bulan pertama, PGAS banyak menuai berkah dari meningkatnya volume distribusi gas. Volume distribusi gas meningkat dari 800 juta kaki kubik (mmscfd) menjadi 827 mmscfd.
Direktur Utama PGAS Hendi Prio Santoso menjelaskan, peningkatan volume distribusi PGAS sejalan dengan naiknya volume pasokan yang diperoleh dari pemasok. Meski demikian, Hendi bilang, ada penurunan distribusi di wilayah SBU III, Sumatera Utara.
Sementara usaha transmisi gas sedikit mengalami tekanan. Pendapatan dari lini ini tercatat turun menjadi US$ 89,43 juta dari sebelumnya US$ 99,38 juta. Volume transmisi PGAS dan anak usahanya, PT Transportasi Gas Indonesia, turun menjadi 876 mmscfd dari sebelumnya 885 mmscfd. Penurunan gas dari lapangan Glagah Kambuna di Medan ke Pembangkit Listrik Sicanang jadi penyebabnya. Penurunan juga terjadi di penyaluran gas dari lapangan Jambi Merang ke Pembangkit Listrik Muara Tawar.
Sebenarnya, beban pokok pendapatan PGAS di semester I 2013 masih naik 71%. Ini karena harga beli gas dari pemasok sejak 1 September 2012 dan 1 April 2013 naik. Akibatnya, laba kotor PGAS menyusut menjadi US$ 704,93 juta dari US$ 723,12 juta. Untungnya, PGAS masih bisa menuai laba selisih kurs sebesar US$ 68,23 juta dari sebelumnya yang hanya US$ 1,98 juta.
Hendi mengatakan, kondisi ekonomi global memang mempengaruhi kinerja PGAS paruh pertama ini. Kebijakan ekonomi Jepang memberi stimulus membuat yen melemah. "Dollar AS yang juga menguat memberikan keuntungan buat PGAS yang bertransaksi dalam mata uang asing," kata dia dalam keterangan tertulisnya, akhir pekan lalu.
Gencar ekspansi
Pada tahun ini, PGAS berusaha meningkatkan kapasitas. PGAS juga telah menyiapkan sejumlah agenda ekspansi tahun ini. PGAS berencana menyertakan modal atau mengakuisisi blok-blok migas.
Misalnya saja, PGAS melalui anak usahanya PT Saka Energi Indonesia, mengakuisisi tiga blok migas. Yakni di Blok Ketapang Jawa Timur sebesar 20% saham, Blok Bangkanai di Kalimantan Tengah sebesar 30%, dan Blok Pangkah di Jawa Timur sebesar 25%.
Khusus di Blok Pangkah, PGAS akan merogoh kocek hingga US$ 265 juta. PGAS masih memiliki ambisi menguasai beberapa blok gas lainnya. Saat ini, dana kas setara kas PGAS yang tersedia sebesar US$ 849,1 juta.
Lucky Bayu Purnomo, analis Danareksa Sekuritas melihat, kinerja PGAS sesuai dengan ekspektasinya. Dia memprediksi, masih ada ruang untuk pertumbuhan laba PGAS 3%-5% sampai akhir tahun ini.
Yang menarik, harga saham PGAS terlihat terus naik meskipun kinerjanya sempat turun di kuartal I 2013. Menurut Lucky, harga PGAS masih terlihat murah. "Pelaku pasar melihat harga PGAS terdiskon dan prospektif," kata dia.
Ini bakal mempermudah PGAS mencari dana dari pasar modal untuk ekspansi. Investor masih menaruh harapan pada kinerja PGAS dalam jangka panjang. Lucky pun masih merekomendasikan beli saham PGAS dengan target Rp 6.450 per saham. Pada Jumat (30/8), saham PGAS menguat 6% ke Rp 5.400 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News