kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

PGAS: Industri berhemat 40% dengan penggunaan gas


Minggu, 12 November 2017 / 18:48 WIB
PGAS: Industri berhemat 40% dengan penggunaan gas


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BOGOR. Pemerintah tengah mendorong pemanfaatan gas bumi dalam negeri, khususnya untuk industri. Alasannya sederhana. Penggunaan gas bumi yang berasal dari dalam negeri dinilai jauh lebih efisien.

Menurutnya, pemanfaatan gas bumi sangat cocok untuk industri kecil menengah (IKM). Dengan lebih efisien dan berkembang maka IKM juga bisa meningkatkan daya saingnya. “Dengan beralih ke gas bumi kami, industri dapat menekan biaya produksinya hingga 40% dari penghematan konsumsi bahan bakar,” kata Division Head of Corporate Communications PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Desy Anggia dalam acara Media Gathering PGN 2017 di Highland Park, Bogor, Jumat (11/11).

Selain lebih efisien, gas bumi juga lebih bersih, aman. Tidak seperti LPG yang sebagian besar mengandalkan impor, gas bumi bisa diperoleh dari sumur gas di Indonesia sehingga tingkat ketersediaannya terjamin. "Bagi industri kepastian pasokan energi itu salah satu hal paling penting,” imbuh Desy.

Contohnya, kata Desy, PT Fajar Surya Tridasa yang memiliki pabrik kertas di Bekasi telah beralih dari bahan bakar LPG menjadi gas bumi PGN pada pertengahan tahun lalu. Alasannya karena harganya yang lebih murah. “Dengan beralih ke gas bumi PGN, produsen kertas ini bisa efisien sekitar 40% dibanding sebelumnya menggunakan LPG," ujar Desy.

Keuntungan lain menggunakan gas bumi PGAS, lanjut Desy, adalah adanya beragam penyaluran gas. Tidak lagi terbatas pada penyaluran melalui pipa saja, melainkan pemanfaatan gas dengan metode lain seperti compressed natural gas (CNG).

“Pelaku industri menengah dan menengah ke bawah seperti restoran dan hotel tetap bisa menikmati gas meskipun tidak ada sambungan ke jaringan pipa gas karena ada dalam bentuk CNG yang diantar ke pelanggan dengan kendaraan khusus,” kata dia.

Bukan hanya itu, PGAS juga memperluas manfaat gas dengan menyasar penyaluran gas untuk UMKM dengan konsep food truck. Food truck ini dilengkapi dengan pengering, kompor, pendingin ruangan, dan generator listrik yang berbahan bakar gas bumi.

Pemanfaatan gas bumi dalam bentuk CNG juga disalurkan untuk transportasi atau disebut GasKu. Program ini merupakan layanan penyaluran gas bumi untuk transportasi dengan menggunakan converter kit. “Ini semua upaya kami untuk mengoptimalkan program Smart Energy yakni bagaimana mengelola dan memanfaatkan energi secara efektif dan efisien,” tutup Desy.

Saat ini PGN telah memasok lebih dari 1.658 industri besar dan pembangkit listrik, lebih dari 1.984 pelanggan komersial, dan 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN sendiri. Konsumen PGN tersebut tersebar di 19 kabupaten/kota di 12 provinsi, di antaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×