Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) bersaing mendapatkan blok minyak dan gas bumi milik Hess Corporation. PGAS, melalui anak usaha, PT Saka Energi Indonesia (SEI), bakal mengikuti tender penjualan dua dari empat blok milik Hess.
Nusky Suyono, Kepala Hubungan Investor PGAS enggan menyebutkan, secara spesifik dua blok yang dimaksud. "Kami sedang melakukan due diligence, tentunya kami mengincar blok yang sudah berproduksi," kata Nusky, akhir pekan lalu.
Hess menguasai empat blok minyak dan gas bumi, yakni Blok Ujung Pangkah Gresik, Blok Semai V di Papua Barat, Blok South Sesulu Kalimantan Timur dan Blok Timur Sea 1. Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah mengumumkan Hess berniat melelang tiga dari empat blok, yakni Pangkah, Semai dan South Sesulu.
Lelang penjualan ini merupakan bagian dari rencana Hess mencabut seluruh investasinya di Indonesia. Dari ketiga aset itu, Blok Ujung Pangkah merupakan primadona yang menarik minat banyak calon pembeli, termasuk PGAS.
Distributor gas pelat merah itu setidaknya punya dua ketertarikan mengambil 75% hak partisipasi Hess di Blok Pangkah. Pertama, status Blok Pangkah sudah berproduksi sejak 2007. Produksi minyak blok Pangkah mencapai 12.000 barel per hari (bph) dan gas 50 million metric standard cubic feet per day (mmscfd).
Kedua, PGAS turut menguasai Blok Pangkah dengan hak partisipasi 25%. Hak partisipasi itu baru diakuisisi oleh PGAS dari Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company PSC (Kupfec) pada Juni. PGAS merogoh kocek US$ 265 juta untuk merampungkan akuisisi tersebut.
Bukan berarti PGAS mudah memenangkan tender 75% hak partisipasi Hess di Blok Pangkah. PGAS harus bersaing dengan tiga perusahaan lain yakni PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan PT Pertamina.
Harga akuisisi
Di sisi lain, valuasi 75% hak partisipasi Hess di Blok Pangkah terbilang besar. Ami Tantri, analis Credit Suisse dalam risetnya menulis, PGAS harus mengucurkan US$ 768 juta untuk mencaplok 75% hak partisipasi Hess. Ami menggunakan basis valuasi nilai akuisisi PGAS atas 25% hak partisipasi Kupfec dan cadangan minyak dan gas bumi Blok Pangkah.
Blok Pangkah diperkirakan memiliki cadangan 103 juta barel minyak ekuivalen (BOE). Artinya, PGAS mesti membayar US$ 10 untuk setiap 1 barel minyak ekuivalen cadangan Blok Pangkah.
Itu yang membuat Ami memperkirakan, valuasi 75% hak partisipasi Hess US$ 768 juta. Nusky bilang, PGAS masih memiliki dana kas internal US$ 750 juta untuk akuisisi.
"Ini sisa dari anggaran akuisisi di tahun 2013 sekitar US$ 1 miliar," terang Nusky. Sejak awal tahun, PGAS memang sudah mengakuisisi tiga blok minyak dan gas bumi.
Selain Pangkah, PGAS sudah mengakuisisi hak partisipasi 20% di Blok Ketapang PSC US$ 70 juta. PGAS juga telah membeli hak partisipasi Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah senilai US$ 27 juta.
Meski sudah memiliki dana yang cukup untuk akuisisi baru. PGAS juga sedang mengkaji mencari dana melalui pasar modal maupun kerjasama mitra strategis. PGAS juga mengkaji untuk menjual sebagian hak partisipasi yang sudah diperoleh.
"Misalnya saja kami menang tender hak partisipasi 75% milik Hess, kami bisa menjualnya sebagian ke pihak lain," jelas Nusky Pada Jumat (19/7), harga PGAS ditutup naik 2,61% menjadi Rp 5.900 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News