kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Peta persaingan bisnis ritel semakin ketat


Senin, 03 Oktober 2016 / 07:17 WIB
Peta persaingan bisnis ritel semakin ketat


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Persaingan di bisnis ritel semakin sengit. Satu indikasinya, sejumlah investor asing siap masuk pasar dalam negeri. Belum lama ini, PT Lulu Group Ritel, anak usaha Lulu Group asal Uni Emirat Arab, menanam investasi US$ 9 juta dengan membangun hipermarket di Cakung Jakarta Timur.

Lulu berkomitmen mengucurkan US$ 300 juta untuk membangun 10 hipermarket, pusat logistik dan fasilitas gudang hingga akhir 2017. Sebelumnya Kepala BKPM Franky Sibarani bilang, investor ritel asal Australia, Kanada dan AS juga ingin masuk Indonesia.

Melihat ekspansi peritel asing, peritel lokal tak gentar. PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), misalnya, optimistis kedatangan investor asing tidak akan berdampak signifikan bagi bisnis mereka. Selama ini, MPPA mengoperasikan gerai Hypermart.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian menilai, salah satu tantangan bagi pelaku ritel baru, khususnya investor asing adalah infrastruktur, terutama di luar Jawa. "MPPA sudah punya jaringan infrastruktur toko dan distribusi sehingga bisa lebih baik untuk menjangkau lokasi potensial di luar Jawa, terutama Indonesia Timur," kata dia kepada KONTAN, Kamis (29/9) pekan lalu.

Sejak awal 2016 hingga akhir September ini, MPPA telah membuka tiga gerai baru Hypermart di Kuala Kapuas, Jambi dan Tanjung Pinang. Secara total, MPPA memiliki 115 gerai Hypermart. Emiten ritel lainnya, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) juga ekspansi ke lokasi potensial.

Beberapa waktu lalu, HERO membuka gerai kedua di Mataram, Lombok, yaitu Giant Ekstra Gegutu. Tahun depan, HERO siap menambah lima gerai Giant di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Strategi saat ini, kami memperkuat kembali brand yang sudah ada, yaitu Giant dan Hero Supermarket," kata General Manager Corporate Communication HERO, Natalia Lusnita, kepada KONTAN.

Analis Daewoo Securities Christine Natasya menilai, sulit bagi peritel asing menyaingi peritel lokal. Apalagi brand dari peritel lokal sudah cukup kuat, dengan gerai tersebar ke daerah. Christine bilang, jika pesaing baru ingin mengambil pasar peritel lokal, maka mereka harus unggul dalam harga.

Analis NH Korindo Muhammad Ikhsan menilai, masuknya Lulu Group turut meramaikan persaingan di bisnis ritel. "Persaingan memperebutkan market share jelas ada, sehingga MPPA dan HERO harus menjaga pertumbuhan top line-nya," kata dia.

Oleh karena itu, kata Ikhsan, peritel lokal perlu menerapkan sejumlah strategi, termasuk melakukan inovasi. Ini demi mempertahankan bahkan meningkatkan market share yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×