Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tujuh perusahaan Grup Sinarmas telah menyampaikan laporan keuangan sepanjang 2019. Tiga perusahaan di antaranya mencatatkan kenaikan kinerja yang cukup apik yaitu PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI).
Pendapatan dan laba Puradelta Lestari bahkan naik lebih dari 100%. Pendapatan DMAS pada 2019 tercatat sebesar Rp 2,65 triliun naik 157,3% dari tahun 2018 yang tercatat sebesar Rp 1,03 triliun. Kenaikan ini didorong oleh penjualan kepada PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia yang mencapai Rp 1,36 triliun atau setara 51,32% dari total pendapatan Puradelta Lestari. Dus, laba bersih ikut tumbuh mencapai 168,14% dari Rp 496,25 miliar menjadi Rp 1,33 triliun.
Sementara pendapatan dari Bumi Serpong Damai sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp 7,08 triliun naik 6,79% dari Rp 6,63 triliun. Kemudian laba Bumi Serpong Damai tercatat sebesar Rp 2,79 triliun atau naik 116,28% dari Rp 1,29 triliun.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) membukukan kenaikan laba 116,28%
Berdasarkan laporan keuangan BSDE, kenaikan laba didorong oleh pelepasan DIRE PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) untuk kemudian digunakan berinvestasi di DIRE Simas Plaza Indonesia. Dari transaksi ini BSDE mencatat keuntungan perubahan nilai wajar sebesar Rp 83,26 miliar.
Lalu pendapatan Duta Pertiwi sepanjang 2019 tercatat sebesar Rp 2,46 triliun naik 10,8% dari pendapatan di tahun 2018 yang sebesar Rp 2,22 triliun. Laba Duta Pertiwi ikut naik 20,99% dari Rp 911,49 miliar menjadi Rp 1,1 triliun.
Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas melihat di luar transaksi tersebut yang membuat DMAS dan BSDE mengalami kenaikan kinerja yang signifikan, fundamental keduanya masih bagus. Secara valuasi, dia juga menilai kedua saham tersebut sudah tergolong murah.
“Hanya saja prospek tahun ini sepertinya tidak sebagus tahun kemarin karena dampak Covid-19,” jelas Sukarno kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).
Meski properti diprediksi ikut terinfeksi Covid-19, Sukarno justru melihat kinerja PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan cukup baik mengingat ada peningkatan trafik data seiring berlakunya work from home dan social distancing.
Adapun pendapatan FREN sepanjang 2019 mencapai Rp 6,99 triliun atau naik 27,32% dari Rp 5,49 triliun. Kenaikan pendapatan tersebut membuat rugi FREN menipis dari Rp 3,55 triliun menjadi Rp 2,79 triliun. Terkonfirmasi bahwa kenaikan pendapatan disumbang oleh segmen data yang mencapai Rp 6,6 triliun atau naik 26,19% dari Rp 5,23 triliun.
Sementara itu grup Sinarmas lainnya yang bergerak di sektor pertambangan seperti PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) mengalami penurunan kinerja seiring dengan tren penurunan harga komoditas.
Baca Juga: BSDE siapkan dana Rp 1 triliun untuk buy back saham perusahaan
“Pastinya prospek masih belum terlihat, kecuali mereka meningkat produksi. Tapi hambatannya dari segi permintaannya sekarang bisa turun karena negara-negara terdampak corona ekonominya otomatis kontraksi juga,” jelasnya.
Dampak Covid-19 juga diprediksi bakal menekan kinerja grup Sinar Mas di sektor keuangan.
Lebih lanjut, Sukarno merekomendasikan untuk wait and see. Namun apabila akan beli, disarankan untuk jangka panjang beli saham perusahaan yang memiliki kinerja bagus dan harga sudah tergolong murah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News