kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Perusahaan China biayai proyek BRMS di Dairi


Kamis, 24 Oktober 2013 / 06:39 WIB
Perusahaan China biayai proyek BRMS di Dairi
ILUSTRASI. Penjualan Rumah BSD: Pembangunan perumahan di BSD City, Tangerang Selatan, Rabu (5/2). Bumi Serpong Damai (BSDE) Sisihkan Rp 1,35 Triliun Sebagai Laba Ditahan.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Anak usaha, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akhirnya bisa melanjutkan ekspansi. Pada 22 Oktober 2013, BRMS telah meneken strategic cooperation agreement (SCA) dengan China Non-Ferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co Ltd (NFC).

Lewat perjanjian itu, perusahaan asal China tersebut sepakat menutupi 85% dari kebutuhan dana ekspansi anak BRMS, PT Dairi Prima Mineral (DPM). Herwin W. Hidayat, Kepala Hubungan Investor BRMS, menuturkan, jumlah pasti sokongan dana yang akan diperoleh dari NFC belum ditentukan.

Sebab, kedua belah pihak masih melakukan studi kelayakan yang rencananya kelar dua-tiga bulan ke depan. "Berapa pun jumlahnya, NFC berkomitmen untuk menyediakan 85% dari total pendanaan," kata Herwin, Rabu (23/10).

Namun, sebagai gambaran, kebutuhan ekspansi Dairi lumayan besar. Di 2012, manajemen BRMS mengumumkan tengah mencari dana US$ 300 juta untuk menambang seng dan timah hitam Dairi.

Jika merujuk perkiraan tersebut, NFC bakal mengucurkan dana US$ 255 juta kepada BRMS. Sayangnya, skema pendanaan NFC kepada BRMS belum secara detail dan pasti.

Herwin bilang, NFC bisa saja mengambil skema injeksi modal maupun pembiayaan proyek di Dairi. "Belum ada opsi yang ditentukan. Yang pasti, biaya pendanaannya diharapkan cukup efisien," terang Herwin. Satu hal yang pasti, BRMS telah sepakat NFC akan turut berpartisipasi dalam kepemilikan saham DPM.

Masalah pendanaan ini memang menjadi penghambat utama BRMS untuk menggarap proyek DPM. Padahal, sejak Juli 2012, DPM telah mengantongi izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan eksploitasi seng dan timah hitam di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Padahal, sumberdaya metal di kawasan itu mencapai 25 juta ton. Area konsesi mengandung cadangan 11 juta ton bijih metal.

Nantinya, kedua belah pihak akan bermitra dalam engineering, procurement dan construction (EPC) proyek Dairi. Bentuk kerjasama lainnya adalah penjualan seng dan timah hitam yang diproduksi DPM.

Pada Rabu (23/10), harga saham BRMS ditutup turun 2,04% menjadi Rp 240 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×