Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperpanjang insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) untuk properti pada periode Januari-Juni 2022, dengan besaran dikurangi 50%.
Untuk penyerahan rumah tapak atau rumah susun baru dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar, insentif PPN DTP ditetapkan sebesar 50%, sementara untuk penyerahan rumah tapak dan rumah susun dengan harga jual di atas Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar, insentif PPN DTP yang diberikan sebesar 25%.
Analis Binaartha Sekuritas Lingga Pratiwi menilai, perpanjangan kebijakan ini memberikan sentimen positif untuk emiten properti. Ia bilang, insentif ini akan mendorong demand properti lebih baik lagi dengan memanfaatkan momentum pemulihan perekonomian Indonesia.
"Recovery pertumbuhan ekonomi di tahun ini menjadi sentimen positif untuk sektor properti," ujar Lingga, Jumat (7/1).
Pada tahun lalu, saham sektor properti masih terkoreksi karena pertumbuhan ekonomi belum pulih. Menurutnya, investor lebih melihat untuk mengamankan assetnya ke investasi yang lebih likuid, namun tertinggalnya saham properti ini merupakan peluang yang bagus untuk memulai investasi dari sektor ini seiring membaiknya pemulihan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Prospek Bisnis Properti di Tanah Air Terkerek Kebijakan Perpanjangan Insentif PPN
Dari jajaran saham sektor properti, Lingga menjagokan sahan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Sampai September 2021, BSDE berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 21% yoy menjadi sebesar Rp 5,2 triliun.
Kenaikan ini di dorong oleh penjualan kavling tanah yang menyumbang 24% dari total pendapatan, dan 39% disumbangkan oleh produk residensial.
Namun, ada penurunan rendahnya sewa kantor, akibat pembatasan sosial berskala besar selama pandemi, sehingga menghasilkan laba bersih senilai Rp 931 miliar, naik 98% yoy.
Lingga memberikan rekomendasi buy untuk saham BSDE dengan target harga di Rp 1.200.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News