kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan yield di lelang diproyeksi masih tinggi


Jumat, 22 Juni 2012 / 19:29 WIB
Permintaan yield di lelang diproyeksi masih tinggi
ILUSTRASI. IHSG dibuka menguat pada pagi ini (7/6)


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana

JAKARTA. Pemerintah akan kembali melelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara berbasis proyek pada Selasa (26/6). Pemerintah menawarkan empat seri sukuk untuk memenuhi target pembiayaan APBN 2012 dengan target indikatif Rp 1 triliun.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan menyebut seri sukuk tersebut PBS001 (reopening) jatuh tempo 15 Februari 2018 dengan tingkat imbalan 4,45%. Seri PBS002 (reopening) imbalan 5,54% dan jatuh tempo 15 Januari 2022. Seri PBS003 (reopening) imbal hasil 6%, jatuh tempo 15 Januari 2027. Terakhir seri PBS004 (reopening) jatuh tempo 15 Januari 2037 imbalan 6,1%.

Pengamat pasar modal Imam MS mengatakan, minat lelang kali ini masih belum terlalu besar. Hal ini dikarenakan investor masih mengantisipasi risiko pasar. Apalagi likuiditas sukuk tidak sebesar likuiditas surat berharga pemerintah lainnya. "Saya perkirakan walaupun oversubscribed, tetapi masih akan tipis karena masih ada sentimen negatif global," ujar dia, Jumat (22/6).

Imam menjelaskan, saat ini pemerintah juga masih belum agresif menyerap permintaan pasar. Sebab penerbitan surat berharga sudah cukup besar.

Dia menduga lelang kali ini tidak akan jauh berbeda dengan lelang dua pekan sebelumnya. Pada lelang sukuk dua minggu lalu, pemerintah hanya menyerap Rp 800 miliar dengan jumlah penawaran yang masuk Rp 2,26 triliun. Pemerintah hanya memenangkan satu seri yakni PBS001. Ketiga seri PBS lainnya tidak dimenangkan pemerintah karena permintaan yield tinggi.

Ekonom BCA David Sumual mengatakan sentimen eksternal masih mempengaruhi minat dan permintaan yield investor. Sebab menurut dia, hasil pemilu Yunani masih belum memberi kelegaan bagi investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×