Reporter: Wahyu Satriani, Dina Farisah, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Investor ritel masih menyambut tawaran imbal hasil mini 6% pada sukuk ritel seri SR005. Selama sepekan penawaran yang lalu, permintaan atas sukuk ritel seri kelima ini melampaui target penerbitan pemerintah.
Total permintaan SR005 yang masuk dari investor telah mencapai Rp 16,27 triliun per 15 Februari lalu. "Permintaan yang masuk kira-kira sudah melebihi Rp 1 triliun dari target," kata Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementerian Keuangan, Scenaider CH Siahaan kepada KONTAN, Minggu (17/2).
Pada pembukaan masa penawaran, Jumat lalu (8/2), pemerintah menargetkan penerbitan sukuk ritel Rp 15 triliun. Menurut Scenaider, minat investor terhadap sukuk ritel sangat tinggi. "Bahkan ada agen penjual yang targetnya sudah terlampaui," kata dia.
Direktur Pembiayaan Syariah DJPU, Dahlan Siamat mengatakan, pemerintah akan tetap berpegang pada target penjualan meski banyak agen penjual mengajukan permintaan penambahan kuota. "Agen penjual yang belum mencapai target penjualannya akan terus menerima order dari investor," kata Dahlan.
Namun, bila ada agen penjual yang sampai akhir masa penawaran 22 Februari tidak mencapai target, jatah atau target agen penjual tersebut akan dialihkan ke agen penjual lain melalui penjatahan.
Dahlan menambahkan, permintaan masuk datang dari 17.583 investor. Artinya, rata-rata permintaan sebesar Rp 925,33 juta per investor.
Nilai rata-rata investasi per investor ini naik dibanding penawaran sukuk ritel seri SR004 tahun lalu. SR004 senilai total Rp 13,61 triliun dimiliki oleh 17.606 investor. Rata-rata investasi mencapai Rp 773,25 juta per investor.
Permintaan upsize
PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas merupakan salah satu agen penjual yang harus kecewa dengan keputusan pemerintah yang enggan menambah jumlah penerbitan SR005. Andri Rukminto, Presiden Direktur AAA Sekuritas mengatakan, pihaknya telah melampaui target yang diberikan pemerintah. "Respon dari investor sangat bagus dan target kami sebesar Rp 800 miliar sudah terlampaui," kata Andri.
Andri mengatakan, AAA Sekuritas memasarkan sukuk ritel di tiga pulau, yakni Jawa, Sumatra dan Kalimantan. AAA Sekuritas mengajukan permintaan penambahan target sukuk ritel kepada pemerintah lantaran banyaknya permintaan. "Kami sudah mengajukan penambahan jatah, mudah-mudahan dipenuhi," kata Andri.
Muhammad Ali, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengatakan hal senada. Menurut dia, total permintaan sukuk ritel yang masuk ke BRI mencapai Rp 640 miliar. Angka tersebut mencapai 80% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 800 miliar. "Respon dari investor baik. Sampai dengan Jumat (15/2), pencapaian sukuk ritel di BRI sudah mencapai 80% dari target," tutur Ali.
Investor tentu saja bisa membeli sukuk ritel SR005 di pasar sekunder. Pengamat pasar sukuk, Imam MS menilai, sukuk masih menjadi instrumen yang menarik.
Menurut Imam, transaksi SR005 di pasar sekunder berpotensi lebih aktif atau minimal sama dengan SR004. "Jika penyerapan pemerintah lebih besar, maka instrumen ini akan lebih likuid. Secara valuasi, SR005 lebih menarik," jelas Imam. Dengan penerbitan Rp 15 triliun, likuiditas SR005 akan lebih tebal dibanding SR004 yang termasuk salah satu instrumen teraktif di pasar sekunder.
Transaksi Pasar Sekunder Sukuk Ritel | ||||
Seri | Volume Januari | Frekuensi Januari | Harga (15/2/13) | Yield (15/2/13) |
(Rp miliar) | (kali) | |||
SR003 | 393,55 | 188 | 101 | 7,1% |
SR004 | 4.574,08 | 451 | 103,35 | 4,87% |
sumber: BEI |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News