kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.961   -146,76   -2,06%
  • KOMPAS100 1.039   -24,60   -2,31%
  • LQ45 817   -17,20   -2,06%
  • ISSI 212   -4,24   -1,96%
  • IDX30 417   -9,40   -2,20%
  • IDXHIDIV20 503   -10,02   -1,95%
  • IDX80 118   -2,72   -2,25%
  • IDXV30 124   -2,43   -1,92%
  • IDXQ30 139   -2,57   -1,81%

Permintaan minyak sawit masih lesu


Jumat, 13 Maret 2015 / 08:01 WIB
Permintaan minyak sawit masih lesu
ILUSTRASI. 5 Makanan yang Bisa Turunkan Tensi Tinggi, Baik Dikonsumsi Rutin Penderita Hipetensi.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Permintaan global yang lesu menyebabkan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) melemah. Minimnya sentimen positif membuat harga minyak sawit diprediksi bakal kembali merosot.

Mengutip Bloomberg, Kamis (12/3) pukul 14.00 WIB harga CPO kontrak pengiriman Mei 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange turun 1% dibandingkan  hari sebelumnya ke RM 2.253 per metrik ton. Sepekan terakhir, harga CPO terpangkas 5%.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures, memaparkan, sejumlah data menunjukkan permintaan CPO turun. Salah satunya adalah data Dewan Kelapa Sawit Malaysia yang menyebutkan ekspor CPO Malaysia per Februari 2015 hanya 971.640 metrik ton. Ini merupakan ekspor terendah sejak Juni 2007 silam.

“Lesunya ekspor ini karena anjloknya impor minyak nabati China,” kata Deddy. Impor minyak nabati Tiongkok turun sekitar 67,55% menjadi 230.000 metrik ton di Februari 2015. Pada Februari 2014, impor minyak nabati China sebesar 708.858 metrik ton.

Tak cuma China, impor CPO India juga tergelincir. Pada Februari 2015, impor CPO turun 7% menjadi 600.000 metrik ton dibandingkan bulan Januari 2015 yang mencapai 650.672 metrik ton. “Importir menahan diri karena stok yang masih tinggi,” terang Deddy.

Ekonomi melambat

Selain itu, ada spekulasi,  Pemerintah India akan membatasi impor. Pada Desember 2014, pemerintah India telah menaikkan pajak impor CPO dari 2,5% menjadi 7,5%. Rencananya, India akan kembali menaikkan pajak CPO hingga 10%. “Permintaan dari negara-negara tujuan utama ekspor CPO melambat signifikan,” jelas Deddy. 

Ariana Nur Akbar, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, pelemahan harga CPO akibat pesimisme pelaku pasar. Keputusan China lewat Perdana Menteri Li Keqiang yang memangkas target realisasi pertumbuhan ekonomi negeri itu ikut menekan harga minyak sawit. “Perlambatan ekonomi masih menggerogoti China dan ini akan membuat permintaan CPO dari China juga menurun,” kata Ariana.

Apalagi hingga saat ini pasar masih belum melihat realisasi peningkatan penggunaan biodiesel. Penyerapan CPO di Indonesia untuk biodiesel juga masih tipis.  

Secara teknikal, harga di bawah moving average (MA) 50 namun masih tertahan di MA 100 sehingga penurunan masih terbatas. Stochastic di level 21 bergerak turun. RSI turun ke level 46. Hanya garis MACD yang berada di area positif level 4 dengan arah naik. Deddy menduga. harga CPO hari ini di RM 2.200-RM 2.320 per metrik ton. “Sepekan mendatang harga bisa di RM 2.200–RM 2.360 per metrik ton,” tambahnya.

Sedangkan Ariana menduga, harga minyak sawit hari ini di RM 2.230–RM 2.273 per metrik ton. Sepekan ke depan dia memprediksi, harga CPO bergulir di antara RM 2.140–RM 2.310 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×