kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Permintaan minim, harga CPO terkapar


Kamis, 14 Juli 2016 / 07:42 WIB
Permintaan minim, harga CPO terkapar


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil belum juga membaik. Dalam enam bulan pertama 2016, harga menukik 7,67% dari RM 2.554 per metrik ton di akhir 2015, menjadi RM 2.353 per metrik ton di akhir Juni 2016.

Kini harga CPO terus melemah. Mengutip Bloomberg, Rabu (13/7) pukul 17.29 WIB, kontrak harga CPO pengiriman September 2016 di Malaysia Derivative Exchange RM 2.223 per metrik ton. Artinya harga sudah jatuh 12,9%. Bahkan pada 12 Juli lalu, CPO catatkan level terendah sejak September 2015.

Analis PT Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo mengatakan, lemahnya permintaan mulai menekan harga. Berdasarkan data Malaysian Palm Oil Board (MPOB), ekspor CPO Malaysia bulan Juni turun 12% menjadi 1,13 juta ton dibanding bulan sebelumnya. Sementara cadangan CPO malah naik 8% menjadi 1,77 juta ton.

Kenaikan pasokan tidak lepas dari turunnya permintaan dari konsumen utama. Impor CPO India bulan Mei turun 62%. "Beberapa support kuat tersebut membuat CPO terbenam. Termasuk pengaruh harga sudah overbought, rebound dollar AS dan keluarnya pasar dari aset berisiko serta persaingan dengan minyak kedelai," jelas Wahyu.

Rawan tekanan

Kondisi cadangan yang masih tinggi serta melemahnya permintaan menyebabkan outlook CPO hingga akhir tahun cenderung tertekan.

Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan, faktor-faktor yang mempengaruhi harga CPO adalah pergerakan ringgit Malaysia, harga komoditas terutama minyak dan permintaan.

Harga CPO sempat menanjak dalam perdagangan harian kemarin, lantaran melemahnya ringgit setelah Bank Sentral Malaysia memangkas suku bunga. Hingga akhir tahun, potensi kenaikan permintaan masih tipis.

CPO bisa berharap dari kenaikan impor India. Tetapi China, sebagai konsumen terbesar setelah India, sulit meningkatkan konsumsi. Apalagi di Negeri Panda CPO harus bersaing dengan minyak kedelai.

Faktor pengangkat harga CPO hanya dari cuaca yang merusak produksi, kenaikan permintaan pada Hari Raya Diwali, hingga kebijakan pemerintah yang dapat mendukung rebound komoditas. "Saat ini CPO kembali masuk ke area konsolidasi panjang," lanjut Wahyu.

Meski ada potensi harga mendekati level terendah tahun lalu di RM 1.967 per metrik ton, Wahyu optimistis kemungkinan rebound masih ada. Prediksinya, harga CPO akhir tahun di RM 2.000 - RM 2.400 per metrik ton. "Selama tidak turun ke bawah RM 2.000 per metrik ton, akhir tahun bisa di RM 2.300 per metrik ton," ujar Wahyu.

Sementara Yulia menduga, harga CPO pada di akhir 2016 berada di level RM 2.056 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×