Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terpukul akibat pandemi Covid-19, harga berlian perlahan mulai naik. Hal ini seiring dengan permintaan terhadap berlian yang terus meningkat.
Salah satu indikasi meningkatnya permintaan berlian adalah mulai kembali maraknya lelang berlian yang berukuran besar dan punya ciri warna yang beragam.
Pada Februari kemarin misalnya, telah berhasil dijual salah satu berlian terbesar di dunia, yakni berlian 555,55 karat dengan harga US$ 4,3 juta pada Februari silam.
Selain itu, dalam waktu dekat, berlian eksotis lainnya juga akan segera dilelang. Berlian tersebut adalah Red Cross Diamond, sebuah berlian 205 karat berwarna kuning yang akan dilelang oleh lembaga lelang Christie’s pada 11 Mei di Geneva. Pihak Christie's menaksir berlian ini bisa laku dengan nilai hingga US$ 10,7 juta.
Rupanya tak hanya pasar berlian global yang menggeliat, di dalam negeri, tren serupa juga terjadi. President Director V&Co Jewellery Melvino mengungkapkan, permintaan berlian di dalam negeri sudah mulai tumbuh dan jauh lebih baik dibandingkan ketika pandemi Covid-19 terjadi pada 2020 silam.
Baca Juga: Permintaan Pulih, Balai Lelang Christie's Siap Jual Berlian Senilai US$ 10,7 Juta
“Secara umum, permintaan sudah meningkat 30%-40% dibandingkan saat pandemi lalu. Memang belum stabil, tapi setidaknya ini sudah memperlihatkan arah yang lebih baik seiring dengan daya beli masyarakat yang juga mulai pulih,” kata Melvino kepada Kontan.co.id, Kamis (14/4).
Sementara dari sisi harga berlian, Melvino menyebut harganya saat ini secara umum ada kenaikan 10%-15% dibandingkan Februari 2021 silam. Menurutnya, kenaikan harga berlian tidak bisa dipukul sama rata, karena tergantung pada ukurannya dan keistimewaannya.
Ia mencontohkan, harga berlian black diamond 555,55 karat hanya US$ 4,3 juta, sementara Red Cross Diamond yang hanya 205 karat justru bisa tembus US$ 10 juta. Pasalnya, Red Cross Diamond berwarna kuning, di mana warnanya lebih superior ketimbang black diamond sehingga harganya lebih mahal.
Berlian sebagai Investasi
Layaknya emas, berlian juga bisa dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Namun, Melvino mengingatkan, kenaikan harga berlian tidak seperti emas yang memang punya value untuk diinvestasikan karena sifatnya sebagai safe haven. Ia bilang, jika ingin menjadikan berlian sebagai instrumen investasi, terdapat kriteria khusus agar nilai berlian bisa tumbuh.
“Berlian yang bisa punya nilai investasi itu minimal ukurannya di angka 0,50 krat per butir. Selain itu, grade warna, hingga bentuknya juga punya peranan penting untuk mengatrol harganya, semakin langka warnanya, maka akan semakin besar juga potensi kenaikan harganya,” imbuh Melvino.
Baca Juga: Butuh Modal Besar untuk Investasi Berlian
Melvino bilang, untuk berlian 0,50 karat, saat ini harganya ada di kisaran Rp 25 juta - Rp 30 juta. Hal ini membuat berlian tidak bisa dijadikan investasi oleh semua orang, tidak seperti emas yang harganya cenderung lebih terjangkau.
Menurutnya, berlian dengan berat 0,50 karat, berpotensi memberikan potensi kenaikan harga 5-10% setiap tahunnya. Sementara berlian dengan berat di atas 3 krat, kenaikan harganya bisa jauh lebih signifikan. Namun, berlian ini lebih sulit dimiliki karena keberadaannya yang jauh lebih terbatas dan langka.
“Berlian itu memang bisa untuk investasi, tapi dia juga punya nilai seni perhiasan hingga ada “pride”-nya. Itulah yang para pembelinya tidak sekadar memikirkan nilainya sebagai investasi,” jelas Melvino.
Sementara Perencana Keuangan Finansia Consulting Eko Endarto menilai berinvestasi pada berlian merupakan hal yang cukup tricky. Pasalnya, berinvestasi berlian sama dengan berinvestasi pada barang koleksi, di mana nilainya cenderung mengikuti persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
Selain itu, investasi berlian juga dinilai lebih eksklusif karena mengharuskan investor untuk bergaul dan hidup di lingkungan dan komunitas dengan kesenangan dan hobby koleksi yang sama.
“Jika bicara investasi barang koleksi, maka keuntungannya bisa besar sekali jika dapat pembeli yang tepat. Tapi bisa juga sebaliknya, tidak dapat pembeli yang tertarik dengan koleksi kita,” pungkas Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News