Reporter: Wahyu Satriani, Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati
JAKARTA. Pemerintah kembali menggelar lelang surat utang negara (SUN). Dalam lelang hari ini, pemerintah menargetkan bisa menggenggam Rp 8 triliun.
Pemerintah menawarkan dua seri anyar dan tiga seri lawas. Dua seri anyar yakni seri SPN03140109 yang akan jatuh tempo 9 Januari 2014 dan seri SPN1214009 bertenor satu tahun. Tiga seri lawas yang ditawarkan adalah seri FR0069 yang akan jatuh tempo pada 15 April 2019, seri FR0071 yang jatuh tempo 15 Maret 2029 dan seri FR0068 jatuh tempo 15 Maret 2034.
Herdi Ranu Wibowo, Head of Fixed-Income BCA Sekuritas, mengatakan, data deflasi September membawa pengaruh positif untuk lelang SUN. "Saya memperkirakan kisaran permintaan yang masuk bisa mencapai Rp 15 triliun hingga Rp 20 triliun," ujar Herdi, Minggu (6/10).
Herdi mengatakan kondisi tersebut juga mendorong investor mulai masuk ke tenor-tenor menengah dan panjang. "Investor sudah mulai nyaman ke tenor panjang karena kondisi perekonomian sudah membaik," ujar Herdi.
Kemarin, imbal hasil SUN seri FR0069 berada di angka 7,72%. Imbal hasil SUN seri FR0071 di posisi 8,49% dan seri FR0068 di level 8,63%. Ariawan, analis Sucorinvest Central Gani, mengatakan, permintaan yield dari investor tidak akan jauh dari yield pasar. "Mungkin 5-10 basis poin dari pasar," kata Ariawan.
Maklum, pemerintah punya daya tawar tinggi karena sisa penerbitan dari lelang tinggal sekitar Rp 51 triliun. Alhasil, pemerintah tidak akan agresif memenangkan lelang.
Analis Indonesia Bond Pricing Agency Fakhrul Aufa mengatakan, investor masih akan memburu tenor pendek. Kemungkinan bertahannya BI rate akan membayangi lelang hari ini. "Kisaran yield tidak akan bergerak jauh dari lelang sebelumnya antara 0,5-5 basis poin," ujar Fakhrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News