Reporter: Dwi Nicken Tari, Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Total permintaan emas secara global terus menurun. Wajar saja jika harga emas masih kesulitan naik.
Mengutip Bloomberg, Jumat (14/8) pukul 15.05 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2015 di Commodity Exchange naik tipis 0,08% menjadi US$ 1.116 per ons troi dibandingkan dengan hari sebelumnya. Harga sudah terangkat 2,38% sepekan ini.
Harga emas terus meluncur menjadi US$ 1.12,7 di akhir perdagangan, untuk kontrak yang sama.
Menurut laporan World Gold Council (WGC), permintaan emas secara global pada kuartal II 2015 turun 15,59% menjadi 914,9 ton dibandingkan kuartal sebelumnya. Sedangkan secara year on year (yoy), permintaan merosot 11,85%.
Kendati begitu, permintaan bank sentral secara keseluruhan naik 11,16% menjadi 137,4 ton dibanding kuartal I-2015.
Dari keseluruhan permintaan tersebut pasokan bank sentral China naik 604 ton menjadi 1.658 ton. Total jenderal kenaikan tersebut sekitar 57,3%. Kemudian menyusul Rusia naik 36,8 ton menjadi 1.275 ton.
Selain kedua negara ini, permintaan emas Iran naik 13 ton dan Kazakhstan naik 7,3 ton. Namun jika dibandingkan periode yang sama tahun 2014, permintaan emas bank sentral masih menurun 12,59%.
“Ini jadi salah satu bukti bahwa permintaan belum menanjak, maka tidak heran harga emas tetap rendah,” papar Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka.
Permintaan dari bank sentral, tidak cukup kuat mendorong kenaikan permintaan emas secara global. Pembelian yang dilakukan bank sentral juga terhitung tidak naik signifikan, karena hanya Rusia dan Tiongkok yang melakukan pembelian dalam jumlah besar.
Rendahnya permintaan global ini menekan posisi emas. “Secara fundamental emas sudah tertekan ditambah lagi USD perkasa,” kata Tonny.
Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal menilai, harga emas turun karena pasar lebih fokus ke prospek kenaikan suku bunga The Fed.
Emas sebagai aset safe haven, menurutnya akan banyak diminati saat kondisi krisis. Sedangkan saat ini, kondisi ekonomi dunia kembali stabil.
Krisis Yunani sudah terselesaikan dengan kucuran bailout dari Uni Eropa. Lalu bank sentral China mengintervensi yuan dengan tujuan menggenjot pendapatan ekspor.
Pada Rabu (12/8), emas sempat rebound ke level US$ 1.123,60 per ons troi saat PBoC mendevaluasi nilai tukar yuan. Namun, pada Kamis (13/8), PBoC sudah menyatakan bahwa yuan tidak akan jatuh lebih dalam lagi.
“Setelah ada pernyataan dari PBoC, emas kembali turun karena investor kembali mengalihkan perhatiannya ke USD,” kata Faisyal.
Bagi investor, Tonny menilai, emas hanya penyeimbang tanpa bunga yang menjanjikan. Jadi, pelaku pasar hanya akan memanfaatkan emas untuk berlindung di tengah kekacauan ekonomi.
Tapi jika ada yang lebih menjanjikan bunga pasti emas ditinggalkan. Ini bisa menjadi alasan pudarnya sinar safe haven saat ini.
Prospek lima tahun
Hingga pengujung tahun 2015, Tonny tidak melihat adanya peluang emas berbalik dan meninggalkan tren bearish. Ia memprediksi, harga akan bertengger di level US$ 1.050 per ons troi di tutup tahun nanti.
Dengan mempertimbangkan rencana kenaikan suku bunga AS, Faisyal juga menduga harga emas sampai akhir tahun nanti berkisar di US$ 1.000–US$ 1.100 per ons troi.
Namun harga emas masih berpotensi rebound sementara karena didukung faktor fundamental kecil namun trennya tetap bearish. “Kecil kemungkinan harga bisa berada di bawah level psikologis US$1.000 karena akan ada bargain hunting dari pasar,” ujar Faisyal.
Dalam jangka panjang jika suku bunga The Fed sudah naik dan ekonomi China dan Eropa kembali pulih, ini bisa menjadi titik terang harga emas.
“Kalau ekonomi membaik akan banyak yang melakukan pembelian emas karena tingkat kemakmuran kembali menggelora,” ujar Tonny.
Jadi lima tahun dari sekarang, Tonny memprediksi, harga emas bisa bergerak di kisaran US$ 1.500–US$ 2.000 per ons troi. Sedangkan Faisyal masih kesulitan memprediksi pergerakan harga emas lima tahun ke depan.
Namun menurutnya harga si kuning banyak dipengaruhi oleh perekonomian AS bersama kebijakan bank sentralnya. Prediksi Faisyal, harga emas akan berada di kisaran dengan range besar di US$ 800 sampai US$ 1.200 per ons troi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News