kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan China naik, harga CPO menguat


Kamis, 27 Desember 2012 / 08:28 WIB
Permintaan China naik, harga CPO menguat
ILUSTRASI. Pedagang layani calon pembeli saat berbelanja kebutuhan pokok di pasar Gang Kancil, Jakarta. KONTAN/Fransiskus SImbolon


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) menyentuh level tertinggi sepanjang bulan ini. Ini akibat spekulasi kenaikan  permintaan China. Saat ini, China adalah konsumen terbesar CPO.

Harga CPO untuk pengiriman Maret 2013 di Bursa Derivatif Malaysia, Rabu (26/12), pukul 18.20 WIB menguat 0,08% menjadi RM 2.430 per ton dibanding harga penutupan perdagangan pada Senin (24/12). Sejak awal Desember, harga CPO telah terangkat sebesar 2,01%. 

Sementara, harga CPO di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (ICDX) untuk pengiriman Maret 2013 menguat 1,19% menjadi Rp 7.505 per kilogram. 

Persediaan CPO di China pada akhir pekan lalu telah mencapai 890.000 ton. Diperkirakan, jumlah ini akan naik hingga mencapai 1 juta ton. "Permintaan dari China akan meningkat sebelum tahun baru," ujar Yew Hong Han, broker OSK Futures & Options kepada Bloomberg.

Walaupun permintaan dari China sudah menampakkan kenaikan, stok CPO di Malaysia masih tetap tinggi. Sepanjang November, stok CPO Malaysia menanjak hingga level tertinggi sepanjang masa menjadi 2,56 ton.  

Untuk menggairahkan ekspor, Malaysia bakal membebaskan pajak ekspor CPO mulai awal tahun depan. Kondisi ini bakal membuat para investor berburu kontrak aktif CPO sekaligus  dapat mengurangi stok CPO di Malaysia.

Permintaan masih lesu

Namun, analis Monex Investindo Futures Ariana Nur Akbar mengatakan, tarif pajak ekspor sebesar 0% itu tetap bisa direvisi sesuai dengan kondisi terkini. "Ini bakal meningkatkan persaingan harga antara Indonesia dan Malaysia," kata dia. 

Selain itu, hujan lebat di Malaysia, menurut Ariana, juga dapat mengangkat harga CPO dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, hujan lebat mengakibatkan air menggenangi lahan minyak sawit di Malaysia, sehingga  produksi CPO di Malaysia berpotensi menurun.

Meski begitu, analis Askap Futures Suluh Adil Wicaksono memprediksikan, permintaan CPO di tahun depan masih tetap lesu. Kondisi ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih masih jadi pemicu utama melemahnya permintaan CPO.

Salah satunya, para investor masih menunggu  hasil perundingan soal jurang fiskal (fiscal cliff) di Amerika Serikat (AS).
Prediksi Ariana, harga CPO dalam sepekan di kisaran RM 2.390-RM 2.499 per ton. Proyeksi Suluh, harga CPO dalam sepekan di rentang RM 2.440-RM 2.480 per ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×