kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Periode berat, emiten restoran tutup sejumlah gerai sepanjang tahun 2020 lalu


Minggu, 21 Maret 2021 / 17:22 WIB
Periode berat, emiten restoran tutup sejumlah gerai sepanjang tahun 2020 lalu
ILUSTRASI. Sejumlah emiten restoran menutup beberapa gerai sepanjang tahun 2020


Reporter: Kenia Intan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi periode yang berat bagi emiten pengelola gerai restoran. Aktivitas masyarakat yang terbatas karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mendorong perusahaan menutup sejumlah gerai di tahun 2020.

Emiten pemegang hak waralaba restoran cepat saji Texas Chicken Indonesia, PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI), sempat mengungkapkan telah menutup sembilan gerai sejauh ini. Tujuh gerai ditutup di tahun 2020, sementara dua lainnya ditutup di tahun ini.

"Hal ini bisa terjadi karena tidak ada kenaikan pengunjung yang berarti di tempat gerai tersebut buka meskipun telah dilakukan promo atau paket value deal," ujar Direktur Utama Cipta Selera Murni Arriola Arthur Raphael dalam keterbukaan informasi, pekan lalu.

Hingga akhir Februari 2021, CSMI masih mengoperasikan 30 gerai. Adapun 90% dari jumlah gerai tersebut masih membukukan pendapatan sampai saat ini.

Baca Juga: Pengelola gerai Pizza Hut berharap ada kebijakan yang memudahkan usaha

Di tahun 2021, manajemen CSMI memprediksi kinerjanya tidak akan jauh berbeda dibanding tahun 2020. Dengan asumsi tidak menutup gerai lagi, CSMI memperkirakan pendapatan bisa menyentuh Rp 78 miliar sepanjang tahun ini. Adapun di tahun 2020 CSMI mengantongi pendapatan Rp 77,3 miliar.

Diperkirakan, CMSI masih menanggung kerugian di tahun 2021. Ini tidak terlepas dari operasional yang masih terbatas.

Tidak jauh berbeda, emiten pengelola gerai Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) menyebut telah menutup beberapa gerai sepanjang tahun 2020.

"Saya tidak hafal jumlahnya, tetapi sekitar 30 gerai," ujar Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (18/3).

Lebih lanjut, Kurniadi menjelaskan, penutupan gerai tersebut mempertimbangkan selera konsumen yang berubah di masa pendemi. Salah satunya, mayoritas konsumen menghindari pusat perbelanjaan sehingga mal-mal menjadi sepi. Adapun sebagian besar gerai yang ditutup ditahun 2020 merupakan gerai PZZA yang berada di mal.

Kendati menutup sejumlah gerai sepanjang tahun 2020, PZZA juga mengaku membuka beberapa gerai baru di tahun 2020 dan di waktu yang akan datang.

Asal tahu saja, hingga akhir Desember 2020, PZZA mengelola toal 521 gerai. Per Kamis (18/3), PZZA mengoeprasikan total 527 gerai. Dalam waktu dekat, PZZA juga akan membuka dua gerai baru lagi yakni di Kemang, Jakarta Selatan dan di Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Kurniadi mengungkapkan, sepanjang tahun 2021 ini PZZA akan membuka lebih banyak gerai lagi walaupun belum bisa membeberkan jumlah rincinya. Optimisme ini terdorong upaya pemerintah dalam menggerakan kembali roda perekonomian dan proses vaksinasi yang terus berjalan.

"Pasar cukup cerah untuk tahun 2021, tapi nanti di semester dua baru terlihat hasilnya. Kalau semester I ini mungkin belum karena ini kan (vaksinasi) masih berjalan," imbuhnya.

Ke depan, PZZA akan tetap mempertimbangkan selera pasar dalam pembukaan gerai baru. Yang jelas, untuk dua gerai yang akan dibuka dalam waktu dekat itu merupakan jenis gerai yang tidak berada di dalam mal.

Kendati belum bisa membeberkan total alokasi belanja modal yang disiapkan tahun 2021, Kurniadi memberi perkiraan, untuk pembukaan jenis gerai besar membutuhkan dana sekitar Rp 8 miliar hingga Rp 9 miliar. Sementara untuk gerai kecil, setidaknya memerlukan dana hingga setengahnya atau sekitar Rp 4 hingga Rp 4,5 miliar

Sekadar informasi, hingga penutupan perdagangan Jumat (18/3) harga PZZA parkir di level Rp 800 per saham. Saham PZZA telah menguat 0,63% selama sepakan dan menghijau 2,56% sebulan terakhir.

Sementara itu, harga CSMI berada di Rp 1.730 per saham. Saham ini tidak bergerak selama sepekan dan terkerek 30,57% dalam sebulan terakhir. 

Selanjutnya: Sarimelati (PZZA) optimistis tidak restrukturisasi utang meski terdampak pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×