Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya peringkat utang Indonesia membuat jumlah inquiry atau permintaan lahan dalam negeri berpotensi meningkat. Emiten lahan industri, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) berpeluang menggenjot kinerja yang sempat melempem di awal tahun.
Selama empat bulan pertama di tahun ini, BEST belum mencatatkan penjualan lahan. Namun, perusahaan optimistis, di semester II akan menjual lahan dengan target 40 hektare atau naik 5 hektare dari tahun sebelumnya. Per April 2019 inquiry yang masuk capai 81 hektare dan berasal dari Jepang, China dan investor lokal.
Analis Sinarmas Sekuritas Richardson Raymond melihat, target penjualan lahan tersebut mungkin tercapai karena secara umum permintaan lahan industri di tahun ini tetap marak. Bahkan, permintaan lahan industri berpotensi meningkat karena kondisi dalam negeri mendukung para investor global untuk melakukan investasi bisnis.
Dukungan tersebut datang dari lembaga pemeringkat global, Standard & Poors (S&P) yang menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Rating utang sovereign jangka pendek juga membaik dari A-2 menjadi A-3.
"Naiknya rating menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan di Indonesia akan membaik dan hal ini menambah kepercayaan diri investor global untuk melakukan foreign direct investment," kata Richradson, Rabu (12/6).
Selain itu, menurut Richardson permintaan lahan berpotensi naik karena perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China berdampak menggeser tujuan investasi industri jadi ke negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Mengenai kabar turunnya suku bunga The Fed dan BI nantinya juga diproyeksikan akan menurunkan suku bunga, Richardson melihat sentimen tersebut tidak berdampak langsung bagi kinerja BEST, anggota indeks Kompas100 ini, .
Hanya saja, dengan turunnya suku bunga acuan maka seharusnya nilai tukar rupiah terhadap dollar bisa lebih baik dan meringankan beban utang BEST. Maklum, sepanjang tahun lalu laba bersih BEST turun 12,56% karena terbebani faktor pelemahan rupiah hingga menekan margin perusahaan.
"Suku bunga turun dana asing bisa positif masuk market naik dan rupiah harusnya bisa menguat," kata Richardson.
Hingga akhir tahun Ricahrdson memproyeksikan pendapatan BEST tumbuh satu digit dengan laba bersih tumbuh 15%. Richarson merekomendasikan beli di target harga Rp 320 per saham.
Senada, Dea Fausta Analis PT Indo Premier Sekuritas memproyeksikan penjualan lahan di semester II-2019 akan membaik. Begitupun kinerja BEST bisa meningkat karena memiliki simpanan penjualan lahan 41 hektare di April 2019 senilai Rp 1,2 triliun dengan avering selling price (ASP) Rp 2,9 juta per meter persegi.
"Kami berharap BEST cepat mendapat pengakuan pembelian sehingga bisa meningkatkan pendapatan jadi Rp 600 miliar dengan asumsi ASP Rp 3 juta per meter persegi," kata Dea, dalam riset 29 April 2019.
Selain itu, kinerja berpotensi naik karena BEST memiliki total landbank bersih seluas 707 hektare per Maret 2019. Perusahaan juga menargetkan akan menambah lebih banyak landbank di tahun ini sebesar 50 hekatre hingga 60 hektare.
Dea merekomendasikan hold di target harga Rp 320 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News