kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.090.000   -8.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Pergerakan Saham Big Banks Pekan Ini, Simak Penjelasan Analis dan Rekomendasinya


Jumat, 19 September 2025 / 22:14 WIB
Diperbarui Jumat, 19 September 2025 / 22:15 WIB
Pergerakan Saham Big Banks Pekan Ini, Simak Penjelasan Analis dan Rekomendasinya
ILUSTRASI. IHSG Menguat-Suasana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (19/09/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada akhir pekan Jumat (19/09/2025). IHSG menguat 42,69 basis poin atau 0,53% ke posisi 8.051,12. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/09/2025


Reporter: Albar Maulana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham big banks cenderung melemah pada proyeksi seminggu terakhir. Berdasarkan data Stockbit, saham-saham big banks mengalami penurunan sampai menyentuh 5% meskipun ada yang justru menguat. 

Pada pembukaan perdagangan BBRI melemah 0,47% di level Rp 4.230 per saham, tetapi kembali menguat pada penutupan di level Rp 4.250 per saham meski nilai ini sama dengan penutupan sebelumnya. Pergerakan sahamnya selama seminggu terakhir memperlihatkan bahwa BBRI menguat 1,67%% di level Rp 4.250 per saham.

Menyusul ada BBCA yang meski sempat melemah 0,65% di level Rp 7.650 pada pembukaan, tetapi kembali bangkit menguat 1,30% di level Rp 7.800 per saham pada penutupan perdagangan.

Pemangkasan BI Rate yang terjadi baru-baru ini tampaknya tidak terlalu memengaruhi kinerja saham bank swasta terbesar di Indonesia ini, sebab seminggu terakhir tercatat bahwa BBCA mengalami penurunan hingga 1,58%% di level Rp 7.800 per saham.

Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi pada Kamis (18/9/2025) mengatakan bahwa market cenderung melihat BBCA sebagai bank premium dengan valuasi yang mahal dan investor juga melihat BCA lebih defensif sehingga kurang menjadi pilihan di fase awal euforia rate cut.

Kemudian ada BMRI yang turut melemah di level Rp 4.350 per saham, turun 1,58%. Bank berlogo pita emas ini dalam seminggu terakhir melemah 3,10% di level Rp 4.380 per saham.

Baca Juga: Saham Big Banks Dibuka Melemah di Tengah Ekspektasi BI Tahan Suku Bunga Rabu (17/9)

Berada di posisi paling dalam, BBNI melemah 2,07% pada awal pembukaan perdagangan hari ini di level Rp 4.250 per saham. Pada penutupan pun saham masih dihiasi warna merah dengan pelemahan 1,61% di level Rp 4.270 per saham.

Kondisi ini juga sama dilihat dari kinerja BBNI selama seminggu terakhir. BBNI terjun bebas hingga 5,53% di level Rp 4.270 per saham.

Ini Kata Analis Terkait Kondisi Saham Pekan Ini

Wafi menyampaikan pada Jumat (19/9/2025) bahwa perdagangan saham pada pekan ini dipengaruhi kombinasi sentimen, termasuk ekspektasi pemangkasan lanjutan BI Rate setelah inflasi relatif terkendali.

Arus masuk asing ke sektor perbankan juga tampak memengaruhi karena dianggap proxy utama ekonomi Indonesia. Selain itu, rotasi sektor di mana investor global lebih memilih saham berfundamental kuat dan likuiditas tinggi.

"Di sisi lain, ada tekanan jual sesekali karena profit taking setelah rally yang cukup panjang," ujarnya, Jumat (19/9/2025).

Wafi juga menambahkan tone masih positif, apalagi kalau rupiah stabil dan yield obligasi turun, sektor bank akan terus jadi magnet dana asing. Namun, volatilitas bisa muncul menjelang rilis data makro (inflasi, cadangan devisa) atau kalau ada pergerakan besar di Fed Rate/US bond yield.

"Jadi kemungkinan pekan depan pergerakan masih konsolidasi positif dengan potensi rebound di bank BUMN," kata Wafi.

Baca Juga: Saham Big Banks Kompak Menghijau Pada Pembukaan Pasar Awal Pekan Ini (15/9/2025)

Rekomendasi Saham untuk Investor

BBRI dan BMRI menarik untuk trading jangka pendek karena sensitif ke penurunan suku bunga dan valuasi masih relatif murah. BBNI juga bisa jadi pilihan untuk yang mencari high beta. Sementara BBCA lebih cocok untuk akumulasi jangka panjang karena kualitas aset dan CASA kuat, meskipun upside jangka pendek terbatas.

Sebagai tambahan, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas M. Nafan Aji Gusta mengatakan kalau secara fundamental perbankan rata-rata di bawah fair value yang artinya sudah undervalued. Belum lagi juga rata-rata bank Himbara dividen yieldnya menarik untuk diperhatikan sehingga misalnya bagi investor yang mencari dividen bisa mempertimbangkan untuk masuk saham perbankan, khususnya bank Himbara.

Baca Juga: Hanya Saham BCA yang Ditutup Menguat di Antara Big Banks Lain, Simak Penjelasannya

Selanjutnya: Semarang 10K 2025 Gaungkan Own The Game, Bidik 3.000 Pelari

Menarik Dibaca: Monash University Luncurkan Program Sarjana di Indonesia, Bergulir Mulai 2026

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×