kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Pergerakan rupiah pekan ini cenderung melemah


Jumat, 13 Juli 2018 / 19:09 WIB
Pergerakan rupiah pekan ini cenderung melemah
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah


Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan kurs rupiah dalam sepekan ini cenderung melemah. Sentimen eksternal masih menyelimuti pergerakan rupiah. Efek perang dagang membuat investor cenderung menjauh terhadap rupiah yang dianggap sebagai aset beresiko.

Mengutip Bloomberg, Jumat ini (13/7), kurs rupiah ditutup menguat 0,08% ke level Rp 14.378 per dollar Amerika Serikat (AS) . Namun kalau dihitung selama sepekan ini, kurs rupiah melemah 0,02%. Sedangkan valuasi rupiah pada kurs tengah Bank Indonesia pun mencatatkan pelemahan 0,53% ke level Rp 14.358 per dollar AS di pekan ini.

Analis Monex Investindo Futures Dini Nurhadi Yasyi mengatakan, pelemahan rupiah dalam seminggu ini dikarenakan dari efek perang dagang AS-China. "Sentimennya tidak jauh dari perang dagang AS-China," kata Dini.

Selain sentimen perang dagang, pelemahan rupiah juga dikarenakan posisi dollar AS yang mulai menggeser yen Jepang sebagai safe haven. Dengan situasi perang dagang seperti ini, banyak investor lebih memilih berinvestasi ke dollar AS.

Dari dalam negeri, tidak ada faktor yang membuat rupiah melemah. Apalagi Bank Indonesia (BI) baru saja menaikan suku bunga yang dianggap bisa membantu pergerakan rupiah.

Peluang rupiah lebih berotot pada perdagangan pekan depan masih rada sulit. Sentimen dari luar masih menjadi bandul pemberatnya. Dini memperkirakan, kurs rupiah terhadap dollar AS akan bergerak di kisaran Rp 14.295-Rp 14.445 .

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×