Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Surplus neraca perdagangan September akhirnya berefek positif pada rupiah. Di pasar spot, Selasa (18/10), nilai tukar rupiah menguat 0,34% jadi Rp 13.025 per dollar AS. Menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga terangkat 0,07% jadi Rp 13.044 per dollar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, walau neraca perdagangan September surplus, tapi nilainya makin menciut.
"Baik ekspor maupun impor terlihat turun, jadinya rupiah tetap berada di atas Rp 13.000," ujarnya.
Selain itu, Senior Research and Analyst Monex Investindo Futures Albertus Christian bilang, rupiah melambung lantaran dollar AS tertekan karena aktivitas manufaktur New York menunjukkan pelemahan.
Kurs rupiah hari ini bakal dipengaruhi pengumuman inflasi September AS. Ekonom memprediksi inflasi AS mencapai 0,3%. Jika inflasi di bawah perkiraan, tekanan pada dollar AS bisa bertambah.
Hari ini (19/10) Christian menganalisa rupiah berpeluang rebound di kisaran Rp 12.980–Rp 13.100 per dollar AS. Senada, Rully menebak rupiah berpotensi menguat terbatas dengan rentang pergerakan Rp 13.000–Rp 13.075 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News