Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski sempat beberapa kali masuk ke zona hijau, namun di akhir transaksi sesi I hari ini (23/9), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyerah. Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks tertekan 0,16% menjadi 5.371,58.
Ada 112 saham yang melorot. Sementara, ada 122 saham yang naik dan 100 saham lainnya tak berubah posisi.
Volume transaksi sesi I melibatkan 3,109 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,924 triliun.
Ada enam sektor yang melorot. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor industri lain turun 1,46%, sektor konstruksi turun 0,42%, sektor barang konsumen turun 0,4%.
Di seluruh market, asing membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 25,1 miliar. Sedangkan di pasar reguler, asing membukukan net sell senilai Rp 68,6 miliar.
Di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) turun 3,28% menjadi Rp 2.650, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) turun 1,73% menjadi Rp 1.705, dan PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,71% menjadi Rp 8.625.
Kepala Riset Daewoo Securities Taye Shim memprediksi, IHSG masih berkemungkinan untuk naik seiring memudarnya tingkat ketidakpastian terkait dengan keputusan moneter BoJ dan Fed.
"Namun, kenaikan IHSG akan tetap terbatas karena investor asing tetap konservatif pada saham-saham Indonesian. Hal ini disebabkan kurangnya katalis segar," jelasnya dalam riset yang diterima KONTAN hari ini.
Saham-saham yang berada di posisi top gainers indeks LQ 45 antara lain: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 5,57% menjadi Rp 1.990, PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) naik 4,17% menjadi Rp 3.500, dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) naik 1,98% menjadi Rp 10.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News