kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Performa Semen Indonesia masih dibayangi sentimen negatif


Rabu, 28 Maret 2018 / 21:24 WIB
Performa Semen Indonesia masih dibayangi sentimen negatif
ILUSTRASI.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sepanjang tahun lalu tak menggembirakan. Namun, masih ada harapan performa emiten semen pelat merah ini bisa membaik, meski sentimen negatif masih membayangi.

Sepanjang 2017, laba bersih perusahaan merosot hingga 55,5% dari Rp 4,52 triliun pada 2016 menjadi Rp 2,01 triliun. Penurunan laba bersih SMGR terjadi seiring bertambahnya beban pokok pendapatan perusahaan sebesar 22% dari Rp 16,28 miliar menjadi Rp 19,85 miliar. Kenaikan beban pokok pendapatan disebabkan biaya bahan baku dan pabrikasi yang kian menanjak.

Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar melihat, tahun ini, kinerja SMGR masih akan tertekan oleh potensi kenaikan harga batubara. "Sejauh ini harga batubara masih dalam kondisi uptrend di kisaran US$ 90-US4 100 per metrik ton," paparnya, Rabu (28/3).

Selain itu, ia juga belum melihat adanya tanda perbaikan dari sektor properti pada tahun ini. Terutama, jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan untuk merespons kenaikan Fed Fund Rate pada tahun ini. Menurutnya, hal itu akan semakin menekan pasar properti.

Fahressi Fahalmesta, analis Ciptadana Sekuritas Asia, juga memprediksi pangsa pasar domestik SMGR bakal cenderung flat tahun ini. Pasalnya, tahun lalu pangsa pasar SMGR kian tergerus dari 41,5% menjadi 40,7%.

Meski begitu, Fahressi memproyeksi, tahun ini, pendapatan SMGR masih bisa tumbuh 7,6% menjadi Rp 29,92 triliun. Sementara, laba bersih juga naik 9,5% menjadi Rp 2,21 triliun. Faktor pendukungnya, masih dari proyek-proyek infrastruktur pemerintah.

Di samping itu, ia juga berharap, SMGR mempertimbangkan untuk mengerek sedikit harga jual rata-rata (ASP) jika permintaan domestik mulai terlihat membaik. "Supaya pangsa pasar tetap terjaga, setidaknya di atas 40%," kata Fahressi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×