Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jagad industri mata uang kripto atawa cryptocurrency di Indonesia bakal semakin ramai. Pemain di bisnis ini bakal segera bertambah dengan hadirnya Coinone. Kalau Anda belum tahu, Coinone adalah perusahaan platform exchange mata uang kripto asal Korea Selatan.
Indonesia merupakan salah satu target ekspansi global Coinone. Tahun ini, perusahaan yang masuk dalam daftar 10 besar platform exchange di dunia ini mulai berekspansi ke Eropa, Amerika Serikat (AS), Jepang dan Asia Tenggara. "Orang Indonesia tidak menolak teknologi dan inovasi baru dan sangat terbuka dalam menerima tren global," kata Sheila Suekto, Head of Business Strategy Coinone Indonesia, Jumat (19/4).
Selain itu, pasar mata uang kripto di Indonesia juga sudah mulai berkembang. "Saat ini sudah ada Asosiasi Blockchain Indonesia. Sebagai perusahaan global, kami akan bersinergi untuk ikut mengembangkan industri blockchain di Indonesia," imbuh Sheila.
Saat ini, Coinone sudah memulai masa pra registrasi di Indonesia, tepatnya sejak Senin lalu (16/4). Menurut Sheila, saat ini sudah terdapat lebih dari 10.000 user yang siap berpartisipasi. Melihat animo masyarakat di masa pra registrasi ini, ia optimistis pasar mata uang kripto di Indonesia akan makin berkembang.
Nantinya, Coinone bakal membawa koin mata uang kripto yang belum populer di Indonesia, yaitu QTUM (dibaca: Quantum). QTUM merupakan teknologi hibrida blockchain generasi terbaru, yang menggabungkan kelebihan Bitcoin dan Ethereum. Anda yang sudah tidak asing dengan transaksi mata uang kripto tentu sudah tahu, Bitcoin dan Ethereum adalah jenis mata uang kripto yang banyak ditransaksikan di dunia.
Berdasarkan penelusuran KONTAN, di awal Coinone hanya mencatatkan empat mata uang kripto untuk ditransaksikan. Keempat mata uang kripto itu adalah QTUM, Bitcoin, Bitcoin Cash dan Litecoin. Selanjutnya, Coinone juga akan mencatatkan koin kripto Ethereum, Ethereum Classic dan altcoin lain.
Sheila menuturkan, Coinone baru melakukan pencatatan QTUM di Korea pada Agustus 2017 lalu. "Di Indonesia, koin ini menduduki ranking ke-18, tapi sampai saat ini pasarnya belum ada," ujar dia. Nantinya, Coinone Indonesia akan meluncurkan koin QTUM dengan minimum transaksi unit sebesar 0,01 QTUM.
Sekadar informasi, QTUM pernah mencatatkan kenaikan harga sekitar 189% dalam waktu delapan jam. Harganya pernah naik dari US$ 29,67 per koin jadi US$ 56,06. Harga tertinggi QTUM adalah US$ 100,22, yang dicapai pada 6 Januari lalu. Setelah itu, harganya turun tajam.
Harga naik lagi
Lalu, bagaimana prospek investasi di mata uang kripto ini? Dimaz Ankaa Wijaya, Co-Founder BlokChain Nusantara, menilai, prospek mata uang kripto masih menarik. Harga mata uang kripto belakangan mulai kembali menggeliat setelah sempat turun di awal tahun. "Harga koin mulai naik lagi. Salah satu sentimennya adalah berakhirnya masa tax day di AS, sehingga investor kembali buyback koin yang sebelumnya dilepas," jelas dia.
Oscar Darmawan, CEO Indodax, penyelenggara perdagangan mata uang kripto lain di Indonesia, juga sependapat. Menurut dia, di dua pekan terakhir gairah dan harga aset digital mulai merekah kembali. Setelah sempat tertekan sejak dua bulan terakhir akibat aksi profit taking, harga mulai merangkak naik. "Seminggu terakhir harga mata uang kripto rata-rata sudah naik 20%," ujar Oscar.
Ambil contoh QTUM. Selama dua pekan terakhir, harga QTUM memang mengalami kenaikan. Menurut data dari situs www.coingecko.com, Di 6 April lalu, harga QTUM masih berada di level US$ 12,80 per koin. Kemarin, per pukul 21.21 WIB, harga QTUM mencapai US$ 18,85 per koin.
Volume transaksi juga menunjukkan peningkatan. Di 6 April volume transaksi QTUM mencapai US$ 82,99 juta. Sementara volume transaksi di Jumat mencapai US$ 214,64 juta. Kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 1,67 miliar. Anda mungkin sudah tahu, semakin banyak pemain suatu mata uang kripto dan semakin besar volumenya, maka semakin aman transaksi mata uang kripto tersebut.
Mari kita bandingkan dengan harga Bitcoin. Kemarin, per pukul 21.31 WIB, harga Bitcoin mencapai US$ 8.492. Pada 1 April lalu, harga Bitcoin masih US$ 6.553. Tapi, di awal tahun harga Bitcoin ada di atas US$ 11.000 per koin.
Tertarik menjajal membiakkan duit di mata uang kripto? Dimaz menyarankan pemain mengetahui dulu fundamental koin, seperti sejarah koin, siapa pembuatnya, dan seberapa besar komunitas koin tersebut. "Ini penting karena ada koin yang muncul dan hilang begitu saja, jadi merugikan investor," ujar Dimaz.
Sheila juga mengingatkan risiko fluktuasi harga mata uang kripto. "Cobalah membeli koin dengan kuantitas kecil, tidak langsung beli satu koin," saran dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News