Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Penurunan harga minyak dunia sepanjang tahun ini ternyata membawa dampak yang cukup positif terhadap industri penerbangan. Terbukti, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) bangkit dari kerugian dan mencatakan laba bersih pada kuartal III 2015.
Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan GIAA, Jumat (23/10), selama sembilan bulan pertama tahun ini biaya untuk kebutuhan bahan bakar yang dikeluarkan emiten pelat merah ini turun 31,3% menjadi US$ 806,4 juta dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar dari US$ 1,17 miliar.
Penurunan biaya untuk pembelian bahan bakar ini membuat biaya operasional penerbangan GIAA turun 12,3% dari US$ 1,64 miliar menjadi US4 1,87 miliar. Sehingga total beban usaha perseroan selama sembilan bulan pertama turun 9,45% menjadi USD2,78 miliar dari US$ 3,07 miliar.
Menipisnya beban usaha ini membuat GIAA berhasil mencetak laba bersih tercatat sebesar US$50,13 juta. Padahal di kuartal III tahun 2014, emiten ini masih membukukan rugi yang cukup besar yakni US$ 222,3. Alhasil, laba per saham GIA menjadi US$ 0,0019 per saham. Padahal, pendapatan usanya hanya naik tipis dari USD2,83 miliar menjadi USD2,84 miliar.
Penurunan harga minyak mampu menutupi peningkatan beban usaha lain dan beban keuangan. Beban dari usaha lain sebesar US$ 65,6 juta, sementara sebelumnya perseroan masih mencatat pendapatan sebesar US$ 5,7 juta. Ini lantaran masih mengalami kerugian selisish kurs sebesar US$ 33,9 juta, sementara kuartal III 2014 masih mendapat keuntungan selisih kurs sebesar US$ 14,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News